Surprise at My 17

 

   Zella Evangelicia gadis remaja yang suka menonton Drama Korea yang mempunyai kebiasaan sering begadang dan kerjanya hanya rebahan tanpa melakukan hal apapun. Akan tetapi ia memiliki 2 sahabat yang selalu mendukungnya di saat susah maupun senang.  Tepat pada tanggal 17 Oktober ia memasuki usia 17 tahun. Namun, ia bertemu anak laki-laki misterius, setelah dekat dengannya, laki-laki itu hanya akan membuat Zella menangis.


  Zella, gadis itu berangkat sekolah dengan tak bersemangat. Alasannya karena ia tidak cukup tidur, dia menghabiskan malamnya dengan menonton Drakor. Sampai di sekolah, Zella langsung masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangkunya. Teman yang selalu dekat dengan Zella  pun langsung datang menghampiri Zella

 

   Mereka kebingungan karena hari ini Zella tidak bersemangat seperti biasanya.

 Keith bertanya ''Ciee yang ulang tahun, kenapa si lemes banget?''

Hellena ikut bertanya, ''Iya nih, kamu lagi ada masalah Zell? Cerita sini, jangan diem kaya gini.''

Zell menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya itu. ''Jadi gini, aku tuh sekarang ngantuk banget gara-gara semaleman aku nonton Drakor. Terus tugas MTK kemarin belum aku kerjain.''

 

  Mendengar jawaban Zella, kedua sahabat itu pun tertawa.

''Hahaha! Aku kira kamu kenapa Zell... Aman kok, guru MTK hari ini gabakal masuk.'' kata Keith. 

''Iya, guru MTK gabakal datang. Mending kamu lanjut tidur aja deh Zell''. Ucap Hellena karena tidak tega melihat Zella yang sangat lemas dengan mata yang sulit terbuka sebab rasa kantuk yang tidak dapat ditahan.

Akhirnya Zella pun tertidur di dalam kelas.

 

  Waktu pulang pun tiba, Zella pulang sendiri karena kedua sahabatnya sudah dijemput lebih dulu. Zella duduk di halte bus sambil menunggu bus yang akan dinaikinya. Ketika bus datang, Zella langsung masuk ke dalam bus dan duduk di kursi penumpang. Zella mendengarkan musik dan bermain game untuk mengurangi rasa bosannya.

 

  Saat sudah sampai di tujuan, Zella turun dari bus dan langsung berjalan menuju gang rumahnya. Tiba-tiba saja...

''Permisi, maaf ini barusan saya lihat dompetnya jatuh dari saku heheh.''

 Zella yang terkejut langsung berbalik badan mengambil dompetnya "Aduh iya... Terimakasih banyak ya.''

 

  Keesokan harinya seperti biasa Zella berangkat sekolah sendirian, tetapi saat sampai di gerbang..

(loh, itu kan cowo yang ngambilin dompet aku kemarin, kok dia sama perempuan, ternyata dia sekolah di sini juga?) Zella berbicara sendiri, tanpa sadar lelaki itu menghampiri Zella.


 "Hai, masih inget aku?" tanya lelaki misterius itu.

"Eh iya-iya inget kok!" jawab Zella.

"Btw  lagi ngapain di sini?" lelaki itu bertanya lagi.

"Eh, ga ada kok cuma bengong aja"

"Oh gitu, mau masuk bareng ga?"

"Hm boleh deh"

 

Zella  dan lelaki itu berjalan bersama masuk ke dalam sekolah sedangkan perempuan itu menunggu temannya. Sambil berbincang lelaki itu bertanya.

"Kita belum kenalan ya? Haha! nama saya Raiden Gaenanda, kamu?"

"Eum, aku Zella Evangelicia. Salam kenal ya Raiden" Mereka berjabat tangan.

"Zella, saya udah sampai kelas, duluan ya."

''Eh iya oke sampai jumpa".

 

  Zella terkejut karena ternyata kelasnya bersebelahan. Ketika istirahat, Zella, Keith dan Hellena yang sedang berada di kantin tiba-tiba didatangi oleh Raiden dan teman-temannya.

"Halo Zell, aku sama temen-temen aku boleh gabung gak nih''

Zell menatap kedua temannya, kedua temannya itu lantas mengangguk.

"Boleh-boleh, duduk aja di sini"

Zella, Raiden dan kawan-kawanpun istirahat bersama. Di antara teman-teman Raiden ada perempuan yang dilihat Zella tadi pagi di gerbang.

''Halo, namaku Rachel. Salam kenal''. Perempuan itu berbicara kepada Zella tanpa senyum.

''Hai, salam kenal juga. Aku Zella!'' jawab Zella.

 

  Setelah jam istirahat, Zella dan kedua sahabatnya berbincang-bincang di kelas...

''Zell! tadi siapa sih? Kok tiba-tiba aja istirahat bareng kita?'' tanya Keith.

''Iya! Kenalin dong Zell!'' tanya Hellena.

''Namanya Raiden, anak kelas sebelah, aku juga belum terlalu kenal sama dia'' jawab Zella.

 

Saat pulang sekolah Zella tidak sengaja berpapasan dengan Rachel dan kawan-kawannya.

Zella  menyapanya "Hai Rachel kita bertemu lagi".

"Hai juga Zella" jawab Rachel tanpa ada ekspresi sama sekali.

Di sisi lain kawan Rachel bertanya kepadanya.

"Woy Chel, dia siapa? kok  kita belum pernah liat dia sebelumnya."

"Dia Zella anak kelas sebelah"

"Halo semua perkenalkan aku Zella" ucap Zella pada kawan-kawan Rachel.

Namun  kawan-kawan Rachel tak menjawab ucapan Zella.

"Eh iya Rachel, aku duluan ya masih ada urusan! bye-bye" ucap Zella.

"Ok bye" jawab Rachel dengan ekspresi tak suka.

 

Hari dan Minggu telah berlalu, Zella  dan Raiden semakin bertambah dekat. Rachel yang melihat mereka dari kejauhan merasa kesal. "Ih! Raiden sama Zella  kok makin dekat? Bikin aku kesal aja.  Ga bisa dibiarin nih aku harus buat rencana buat nyingkirin Zella".

Keesokan harinya di sekolah Rachel bertemu dengan  Raiden dan  mengajak nya untuk pergi ke kantin .

"Halo Raiden" ucap Rachel dengan muka so imutnya.

"Halo juga" jawab Raiden.

 Rachel bertanya "Kamu sibuk ga hari ini? Kalau  engga temenin aku ke kantin yuk!"

"Maaf aku ga bisa, soalnya udah ada janji sama Zella" jawab Raiden yang langsung pergi menemui Zella di kelas.

"Ihh Zella lagi Zella lagi! Kenapa sih semenjak ada dia aku jadi diacuhkan sama Raiden. Liat aja kamu Zella". Ucap Rachel dengan muka penuh kesal.

 

Saat pulang sekolah Rachel meminta tolong kepada Zella untuk menemaninya ke toilet.

"Hai Zella boleh anterin aku ke toilet ga?" tanya Rachel dengan muka kesal.

"Boleh kok, ayo aku anterin" jawab Zella dengan lembut.

 

Setibanya di toilet, DUKK! Zella terjatuh, didorong oleh Rachel. 

PLAKK! Pipi Zella menjadi merah. 

"Kenapa kamu ngelakuin ini ke aku, apa salahku?" tanya Zella.

"Kamu nanya kenapa aku ngelakuin ini ke kamu, aku lakuin ini karena aku iri liat kamu selalu deket sama Raiden!" jawab Rachel dengan nada keras.

"Tapi kenapa harus begini Chel? Kamu bisa ngomong baik-baik sama aku" ucap Zella dengan nada lemah.

"Ga ada gunanya aku jelasin ke kamu, yang penting mulai sekarang jauhin Raiden dan jangan pernah deketin dia lagi paham!" ancam Rachel.

 

Setelah kejadian itu Zella izin tidak masuk sekolah selama tiga hari karena alasan untuk menjauh dari Raiden untuk beberapa waktu.

Di sekolah Raiden bertanya kepada kedua sahabatnya Zella.

"Permisi apa benar kamu temannya Zella?"

"Ya benar kami sahabatnya Zella, kamu bukannya cowok yang waktu itu ya?" jawab Keith.

"Oh iya btw Zella nya kemana? Kok udah tiga hari dia ga sekolah!" tanya Raiden karena penasaran.

"Dia izin katanya ga bisa hadir ke sekolah" jawab Hellena.

"Oh gitu ya, makasih infonya".

Saat pulang sekolah...

"Len, pulang sekolah kita ke rumah Zella yuk!" ajak Keith.

"Ayo, sekalian kita tanyain kenapa dia izin." jawab Hellena.


Setibanya di kamar Zella...

Keith bertanya "Zell kamu kenapa gak masuk sekolah?"

Zella pun menceritakan kejadian yang dialaminya.

"KURANG AJAR!! Mau cari masalah ya dia! Liat aja nanti di sekolah!" ucap Hellena dengan kesal setelah mendengar apa yang diceritakan Zella.

"Udahlah, masalahnya gak usah diperpanjang."



"Enggak! Ini gak bisa dibiarin. Udah, kamu tenang aja Zell. Biar jadi urusan kita." tambah Keith.


Besoknya di Sekolah, kedua sahabat Zella menghampiri Rachel yang sedang sendirian.

PLAKK! sekarang pipi Rachel yang memerah.

"Apa-apaan ini! kok tiba-tiba nampar?" ucap Rachel dengan wajah bingung dan kesal.

 "Harusnya kita yang nanya, buat apa kamu ngancem-ngancem Zella?!" tanya Lena.

Raiden mendatangi keributan itu.

"Ngapain kalian berantem? Udah-udah!" ucap Raiden yang sedang melerai mereka.

Keith pun berkata "Eh Raiden denger ya! Alasan Zella gak masuk itu gara-gara temen kamu si Rachel yang udah ngancem Zella untuk ngejauhin kamu, dia juga  udah nampar Zella!"

Raiden pun marah mendengar penjelasan Keith dan segera menghampiri Rachel.

"Maksud kamu apa ngelakuin hal itu? Ini bukan seperti Rachel yang aku kenal!"

Rachel pun terdiam dan segera pergi sambil menahan amarah.


 Satu minggu kemudian, Zella dan Raiden kembali akrab tanpa ada gangguan. Di suatu malam Raiden mengajak Zella untuk dinner bersama di sebuah Restaurant. Rachel yang mengetahui hal itu pun menjadi semakin benci pada Zella dan merencanakan sesuatu untuk menyelakai Zella. Setelah itu, Zella pun setuju dan segera bersiap untuk bertemu dengan Raiden. Setelah bersiap-siap, Zella langsung berlari, keluar gang rumahnya karena Raiden menelpon Zella, memberi tahu bahwa ia sudah datang menunggunya di jalan depan gang sana.

 

Zella melihat Raiden yang sedang berkaca di kaca mobil nya lantas tertawa karena tingkah Raiden yang menurutnya menggemaskan. Zella lalu berteriak memanggil Raiden. "Raiden! Hei, Aku disini" sambil melambaikan tangan nya. Raiden yang mendengar panggilan Zella langsung tersenyum dan menahan salting. Lalu Zella berlari menyebrang untuk menghampiri Raiden. Mereka tidak tahu bahwa Rachel telah menyewa orang untuk menabrak Zella. Saat di tengah jalan Raiden yang mengetahui ada truk yang sangat cepat mengarah ke arah Zella, ia pun bergegas lari menghampiri Zella. Tiba-tiba, BRUKK!

 

Orang-orang menghampiri asal suara tadi, tepat dimana seorang laki-laki tertabrak truk yang di sewa Rachel untuk menabrak Zella.

"Raiden! Raiden! Bangun!" tangis Zella dikala ia memindahkan kepala Raiden ke pangkuannya.

"Zella…" Raiden menangkup pipi Zella, lalu melanjutkan kata-kata nya. "Jangan nangis Zell, jaga diri kamu baik-baik." tangan yang berada di pipi Zella jatuh begitu saja, membuat Zella semakin menangis . "Raiden! RAIDEEEN!"

 

Zella  membuka matanya dan bernafas dengan tergesa-gesa.

"Zell? Kenapa?" tanya Hellena.

"Raiden! Raiden mana?"

"Hah? Raiden siapa?" tanya Keith kebingungan.

Zella langsung menggeleng-geleng kepala "Enggak! Ini gak mungkin mimpi!" Zella berlari keluar kelas dan memasuki kelas sebelah. Kedua sahabatnya mengikuti Zella.

 

Zella melihat jadwal piket, tidak ada nama Raiden disitu. Melihat foto kelas yang terpampang di tembok, tidak ada foto Raiden!

 Keith dan Hellena memeluk Zella yang sedang menangis terduduk di lantai. 

"Zell, ayo pulang, udah sore".

"Enggak! Aku mau bertemu Raiden hiks…".

"Zella, udah stop…  Jangan terlalu dipikirin nanti kamu sakit!"

"Iya Zell bener kata Keith jangan dipikirin, yang penting sekarang kita pulang dulu okey." tambah Hellena.

Setelah mendengar kata-kata sahabatnya, Zella pun pulang ke rumah ditemani oleh kedua sahabatnya.

 

Besoknya Zella kembali seperti biasa, tampaknya ia masih memikirkan  kejadian kemarin. Dia merasa kebingungan apakah arti mimpi tersebut, yang pastinya menjadi sebuah pertanyaan.

 

Sampai di kelas, sahabatnya bertanya...

"Zell, kamu kenapa lagi sih? Kamu masih mikirin kejadian kemarin?" kata Hellena.

Zella hanya mengangguk menjawab pertanyaan Hellena.

"Ayolah  Zell, jangan kayak gini terus! Kejadian kemarin jangan banyak kamu pikirin" tambah Keith.

"Gak bisa, kejadian kemarin bener-bener terlihat nyata" jawab Zella yang sedang menahan nangis.

"Aku tau ini pasti sulit buat kamu, tapi kamu jangan gini terus!" kata Keith.

"Bener apa kata Keith, kamu jangan terlalu memikirkan kejadian kemarin yang ada nanti kamu sakit!" tambah Hellena.

"Mungkin benar kata kalian harusnya aku bisa lupain kejadian kemarin, walau agak sulit bagiku. Tapi aku akan berusaha untuk melupakannya" jawab Zella.

"Ayo Zella semangat kita yakin kamu orang yang kuat untuk melupakan kejadian kemarin. SEMANGAT ZELLA!!!" ucap kedua sahabatnya itu.

"Makasih ya kalian selalu ada buat aku di saat susah maupun senang. Kalian sahabat terbaik!!!" ucap Zella dengan hati yang sudah tenang.

Kedua sahabatnya sangat senang ketika melihat Zella bisa ceria kembali.

Beberapa hari kemudian, Zella berhasil melupakan kejadian itu dan mereka semua menjalani hari-hari menyenangkan mereka tanpa harus memikirkan kejadian yang sudah lalu. Kedua sahabatnya pun berencana memberi hadiah untuk Zella di hari ulang tahunnya yang telah usai. Kini mereka semua hidup bahagia.


PENULIS: Kelompok 8 - 9J

- AULIA ANJANI (07)

- FADHIL NUGRAHA (12)

- HERYA DRUPADI (16)

- NABILA SELFIANI (28)

- SYIFA NUR AULYA (36)


CERPEN OLIN

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamar Misterius di Rumah Berhantu