730 Hari [ONESHOOT]


ONESHOOT


"Everywhere i go bring the bit box, Everywhere i go bring the bit box"

Pukul 06.00 pagi, suara alarm terdengar sangat kencang di dalam ruangan tersebut.

"Udah jam 6 lunaa, Dari tadi ibu bangunin malah turu terus. hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah, masa hari pertama udah telat. Makanya ganti bunyi alarm kamu, pasti dalem mimpi kamu haluin terus si jeno itu." Ocean ibu Anna

-Cataluna Rae Young, remaja baru melek yang di kasih ocehan ibu Anna, ibunya.

Mendengar pukul 6, lantas ia panik dan lari ke dalam toilet.

 "Anak jaman sekarang udah enak di antar jemput, masih aja males-malesan." Lanjutan osehan ibu anna

25 menit kemudian

"Luna, sini sarapan dulu sebentar, Ibu bikinin sandwich nih."

"Iya bentar bu." Balas Luna dengan keadaan panik, ya takut telat.

Luna berangkat pukul 6.35, dia butuh 10 menit untuk sampai ke sekolah barunya. Tentu Luna di antara sang ayah bapak Joko Wijayanto.

Keberuntungan masih memihak Luna. Luna sampai pukul 06.45, YA 5 menit sebelum bel.


SMA BHINTARAJAYA


'wah luas nihh, gue yakin bakal betah di sekolah ini.' yakin Luna melihat sekolah barunya dari arah parkiran.

Pemikiran Luna hancur seketika. Luna membantu kaki seorang pria hoodie hitam hingga terjatuh. Pria itu menatap Luna, pergi begitu saja meninggalkan Luna yang terjatuh di parkiran. 

"punya otak gak lo. Minimal minta maaf kek." Maki Luna untuk pria itu.

Pria itu berhenti dan berjalan kembali ke arah luna.

"Siapa nama lo?" tanya lelaki itu

"Apaan lo nanya - nanya? Naksir lo sama gue?" jawab Luna.

"lo anak baru ya? lo ga tau siapa gue?" Ucapkan nya dengan nada sinis

"Ga tau dan ga mau tau." Luna membalas pria itu dengan sinis.

"dasar belagu." Pria itu meninggalkan Luna dengan santai.

"Ngaca lo, lo tuh yang belagu." maki luna untuk laki laki tersebut

Seorang wanita menghampiri Luna.

"Hai, kamu anak baru ya? kenalin aku Aghata. Yu aku anter ke ruang guru, cari kelas kamu." Ajak agatha sambil menuntun Luna berdiri.

"Haii, gue Luna, gue pindahan dari Jogja. Makasih banget lohh udah bantuin, cowo gila tadi siapa sih? Rese banget!!!!!" ucap luna dengan kesal

"Dia itu Dipta, bisa di bilang pangeran sekolah sih karna banyak yang naksir sama dia, padahal dia itu nyebelin parah." jawab Agatha

"keliatan sih dari tampang nya, sombong, pelit, gws deh buat yang ngejar ngejar dia" Julid luna

'cakep sih, tapi kalo rese, gue tonjok tuh muka sampe mampus.' dalam hati luna

"Lo gak suka sama orang rese itu kan?" tanya Luna 

"Ya gak lah, aku sih lebih tertarik sama temennya Dipta." jawab agatha dengan pipi merah merona.

Mereka berdua tertawa riang. Luna bersyukur banget pagi udah dapet temen yang bisa bantu dia.

Sesampainya di ruang guru, agatha ke kelas lebih dulu. Sedangkan Luna di beri arah ke kelas barunya oleh pak Yanto.

"Ini Luna anak pak Joko ya? kelas kamu di 11 ipa 2 ya, mari ikut bapa." jelas Pak Yanto.

"iya pak, terimakasih" Luna mengikuti arah pak yanto. 

Pak yanto dan Luna masuk ke salah satu kelas.

Di kelas

"Selamat pagi, disini bapa bawa temen baru kalian. Bapa berharap kalian bisa saling bekerja sama. Silahkan Luna, perkenalkan diri kamu."

"Haloo semuanya, Gue Cataluna biasa di panggil Luna. Gue pindahan dari Jogja, gue kesini karna dinas orang tua." Gue bersyukur banget, gue sekelas sama Agatha.

"Ada yang mau ditanyakan?" tanya pak yanto

"halo cantik, 62 berapa??" tanya seorang lelaki tampan sambil mengedipkan mata.

'dih cowo kaya gini masih ada ya?' luna berucap dalam hati 

"pak, lewat aja" bisik luna ke pak yanto

"ah fadhil kamu mah kebiasaan, yang lain ada yng mau di tanyakan?" 

Atensi Luna teralihkan kepada laki laki yang duduk di ujung kiri.

'kok kaya ga asing ya? SIAL HIDUP GUE'

laki laki itu --- Pradipta Harta Atmaja.

"Luna, silahkan duduk di bangku itu." Arahan pak yanto

"terimakasih pak"

Luna bergegas ke bangku yang di tunjuk pak Yanto tadi. Sialnya, bangku ini tepat di depan Dipta. 

"Halo luna, kenalin gue Abian. Semoga lo betah ya duduk sama gue." 

"Haii, thank you yaa. Pasti betah kok."

'Huffftttt, bissmillah aja sih gue'

'TRINGGG... TRINGGGG'

Pukul 11.00 jam istirahat.

"Lun, gua duluan yaa. Lo gapapa kan?"Tanya Abian pada Luna sambil membereskan meja nya. 

"Iya gapapa, gue bareng Agatha." Ucap Luna melihat Agatha yang menghampiri.

Tiba tiba Dipta menghampiri Abian dan Luna.

"Cepet ian." Tegas Dipta kepada ian, tidak lupa tatapan sinis Dipta di tujukan untuk Luna.

'gila kali ya, gue ga ngapa ngapain njir, dasar orang stress' Luna menatap balik sinis Dipta.

"Lo nantangin gue?" Tanya Dipta

"Apaansi lo gajelas. Masih mau ungkit masalah tadi pagi? yang salah kan lo."

"Lo yang gak jelas."

Abian dan Agatha hanya terdiam melihat pertengkaran tsb.

Dipta dan Abian pergi keluar kelas.

"Dih kabur lo".

"Udah lah, Dipta jangan di ladenin terus, Ntar keterusan malah cinta lagih." Agatha tertawa karna menggoda Luna

"NAJIZZZ."

Skipp

Luna dan Agatha berjalan sambil ngobrol di pinggiran lapang. Tiba-tiba Luna di dorong dari arah belakang. Luna tersungkur, lutut nya mengeluarkan bercak merah.

"Lo anak baru itu kan? gue peringatan lo ya, stop deket deket Dipta. Dipta itu milik gue. Ngerti gak lo?"

Luna tidak peduli kan ucapan perempuan itu, Luna lebih mementingkan kaki nya yang luka.

"Dasar cewe gila." ucap Luna tanpa melirik perempuan itu sedikit pun.

"Maksud lo?!!"

Saat perempuan itu hendak menampar Luna, Tangan perempuan itu lebih dulu di tahan seseorang.

"Heh eca, lo gak bisa ya berhenti bikin onar sebentar aja? Ganggu tau gak!."

"Apaan si lo." Perempuan yang di panggil eca itu menepis tangan fadhil.

Ya, Fadhil Subagio Putra anak 11 ipa 2, Cowo genit di kelas tadi.

"Denger ya ca, lagian si Dipta mana mau sama jamet kuproy kaya lo." ejek Fadhil

Orang orang yang melihat kejadian itu tertawa perlahan. 

"Itu kaca lo pegang guna nya apa ca??? Pake atuhh." Saut Theo, salah satu teman Fadhil.

Raut wajah eca terlihat sangat kesal dan malu. Tanpa ba bi bu eca dkk meninggalkan lapang.

Fadhil menghampiri Luna yang berdiri memegangi lutut.

"Hayu neng ke uks, bisa jalan nya? mau aa gendong?"Ucap Fadhil sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"ngga makasi."

Tiba tiba Fadhil menggendong Luna dan berlari ke uks. Luna panik dan berteriak.

"WOIIII TOLONGIN GUEEE"

Agatha dan Theo segera menyusul ke uks.

Di tempat lain.

"Dip, lo udah kenal Luna? dari kapan??" Tanya Bian

"Gak, gue gak kenal. Itu cewe tadi pagi ga sengaja gue tabrak, dia mara-" 

"ian, itu si eca gelutin si anak baru, katanta gara gara lo". tiba tiba perkataan dipta di sela.

"ren, bisa gak kalo gue lagi ngomong gausah nyela?" dipta tersulut emosi 

"sans dong bro, bentar aja" pemuda ini bernama reno

sambil berdiri abian bertanya,

"terus luna sekarang dimana?"

"tuh di uks, sama si fadhil"

"oke, kuy dip anter" ucap abian

"gak ah, haro gue" acuh dipta

"ini kan gara gara lo, terserah lah" 

abian langsung pergi, dan dipta membuntuti dari belakang.

"lah katanya haro?" reno bingung sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

Kembali keadaan di uks.

"Makasi ya udah bantu gue, tapi ya gausah gendong gitu kali, gue malu di liatin banyak orang." Sinis Luna untuk Fadhil

"Berarti kalo sepi gapapa?" Fadhil senyum merona

"Ya gak juga!!."

"Udah dehh jangan ribut terus, makasi udah mau bantu." Ucap agatha 

BRUKKKKK....

Pintu uks di tendang dan terbuka lebar, penyebabnya ya Abian.

"Santai tolol" fadhil menatap sinis abian

Abian seolah tidak peduli dan menghampiri Luna.

"lun, lo gapapa? gue denger dari reno lo di ngangguin eca grgr Dipta?"

"iyaa, lecet dikit doang, gapapa sih".

"maaf ya lun, mau ke kelas? sini gue bantu".

Belum sempat Abian membantu luna, tangan Abian di tepis Fadhil.

"APAAN SIH LO, GUE AJA SINI YANG BANTU!" tegas fadhil

"siapa lo?" tanya Abian

"LO YANG SIAPA TOLOL" 

"gue temen sebangku nya"

Abian dan Fadhil cek cok karna masalah Luna.

Dipta pening, lelah dengan kebisingan ini. Dipta menghampiri Luna dan menggendong Luna.

"Gausah baper lo, gue bantu lo karna gue muak denger semua ini".

"kepedean lo!" ucap luna

'TRINGGGGG... TRINGGG...

"Lah? luna mana?" heran fadhil

"udah selesai gelut nya? Luna udah di bawa Dipta tuh ke kelas" Agatha kesall.

"anjir lo dipta!!" geram fadhil

Fadhil dan theo segera meninggalkan uks.

Agatha dan ian berjalan menuju kelas bersama.

"Luna sama dipta dari tadi?" tanya abian 

"ian, lo suka sama Luna?" Alih qlih menjawab abian, Agatha malah balik bertanya.

"kok nanya gitu?"

"gapapa sih, jawab aja dulu"

"gatau juga sih, belum jelas". balas ian

"Ohh gitu ya"

'Gue gamau rusak petemanan gue sama Luna cuman grgr cowo'

mereka berdua berjalan dengan canggung

Jam pulang sekolah.

Langit benar benar mendung, keadaan di sekolah mulai sepi, Luna masih menunggu ayah nya menjemput di halte. 

Saat Luna berdiri di halte, tiba tiba sebuah mobil berhenti di hadapan Luna.

"Masuk." 

"Kok baik?" tanggap Luna

"Buruan." Ucap Dipta

Karna menurut Luna ini sangat mendesak, ayah nya udah set jam gak datang datang. Dia terima tawaran Dipta.

Kok Dipta mau anterin Luna? jawaban nya karna kemanusiaan.

"tunjukin aja arah rumah lo."

"makasih ya, gue mau minta maaf soal tadi" Jawab luna dengan suara yang pelan

"Ya" 

'nyesel gue minta maap bangsat'.

SKIPP

sampai di depan rumah Luna. Luna turun dan melihat ke arah kaca mobil.

"sekali lagi makas-" 

Dipta langsung pergi tanpa menjawab perkataan Luna.

"GILA LO YA!"

at car

"kok gue deg degan ya deket deket si Luna?" ucap Dipta sambil memegang dada nya.

Tak terasa sudah kelas 12. Semenjak kejadian mengantar pulang, Abian, Dipta dan Luna semakin dekat, mulai dari menonton film, main kerumah, dinner, dll. Kedekatan Luna dan Abian tak luput dari atensi Agatha. Semakin hari agatha semakin berubah, tentu cemburu. 

Fadhil si cowo ganjen semakin hari semakin nempel kepada Luna. Agatha tentu tidak terima, Agatha tau Fadhil buka laki laki baik baik. Agatha selalu berusaha menghentikan Fadhil. 

"Tha, napa sih lo rese banget? jauhin luna dari gue mulu"

"lo kan bukan cowo baik baik, gue gamau sobat gue di deketin sama cowo ganjen kaya lo"

"bullshit, lo dengerin rumor, karna lo Luna selalu jauhin gue" fadhil mulai emosi.

"saran gue sih lo sadar diri aja, Luna itu cocok nya sama Dipta"

"awas aja lo"

at school

"pulsek ke warung yu thaa, ada Abian juga nih"

"apaan sih?"

"kok gitu?"

"Abian tau aku suka dia, kemarin dia bilang sm aku, dia tau dari kamu kan?"

"biar Abian lebih pekaa dongg"

"kamu itu gatau diri ya, aku malu tau ga. semenjak kamu disini, Abian udah gak sedeket dulu sama aku. dengan kamu nyepuin aku ke Abian, gak akan bikin Abian suka sama aku, dia jadi benci aku gara gara kamu!" bentak agatha di hadapan teman teman kelas untuk luna

"thaa, gue bener bener gatau. gue bisa kok bilang kalo kemarin tuh bercanda an ke Abian"

"kamu harus nya tau kalo ini rahasia, sorry aku na, aku udah ga percaya, aku gabisa jadi temen kamu lagi" Agatha pergi ya dengan kecewa, marah dan sedih juga.

Jujur, sebenarnya Agatha juga gak mau hubungan pertemanan nya rusak hanya karna laki laki, tapi dia sudah benar benar kecewa.

disisi lain

"Kayanya kita bisa kerja sama, lo dapetin dipta, gua dapetin luna."

"lo serius? oke, rencana nya gimana?"

Orang orang itu mulai berbincang, merencanakan hal yang mungkin kin tidak biasa.

at kelas saat istirahat 

Luna sendiri, ia masih duduk sebangku dengan Agatha, tapi Agatha bergabung dengan yang lain. Luna menyesal dan ingin meminta maaf kepada Agatha, tapi ia masih malu, takut Agatha tidak mau merespon.

Dari ujung mata, terlihat lelaki jangkung menghampiri Luna. Ia duduk di bangku sebelah Luna. Cukup lama, tidak ada respon dari Luna karna luna sambil menunduk.

Sekitar 15 menit, Luna berhenti menunduk, ia melirik bangku sebelah.

Dipta duduk, menatap ke depan dengan tangan di lipat.

"Ngapain lo disini? pergi lo" Luna mengusir Dipta, bukan tanpa alasan, sebenarnya Luna takut Dipta akan ikut terpandang buruk karna dekat dengan Luna. 

Dipta tak menjawab, dia masih menatap ke depan dengan serius. Luna masih mengusir Dipta. Saat Luna ingin mencoba mendorong Dipta, Dipta segera menghentikan aktifitas tersebut, Dia menggengam tangan Luna. Ia menatap dalam mata Luna, ia mendapatkan tatapan sedih di mata Luna.

"Cerita na, percaya sama gua"

Luna menatap Dipta. Dipta tulus, Luna percaya. Luna mulai menangis, meceritakan semua nya, ia benar benar tidak mau pertemanan nya dengan Agatha hancur, dan kedekatan dia dengan Abian hanya kesalah pahaman Agatha.

Dipta mulai mengerti, Luna masih harrus merenunggkan kesalahan nya, Dan Agatha harus berkepala dingin dan tenang saat membahas ini.

"gua bakal bantu lo buat ngobrol sama Agatha, tapi gak sekarang. Agatha harus tenang dulu"

"Gabisa sekarang dip?" lirih luna

"gabisa"

Luna masih terlihat murung, Dipta mengajak peegi ke kantin. Tiba tiba Abian datang.

"mana agatha?" tanya Abian

"weisss, santai dong. mau ngaoain cari agatha?" tanya dipta

"ada yang bilang si agatha bikin luna nangis, baner gak lun?" Abian menatap mata luna yang bengkak dan dan memerah. 

Luna panik, takut masalah ini makin runyam karna Abian.

"gausah di jawab juga udah jelas" tegas abian, Abian pergi meninggalkan kelas.

"mau kemana lo?" teriak dipta

"nyari Agatha" balas Abian

Luna benar benar takut, ai menguncang badan dipta sambil hampir menangis.

"Dip hentiin Abian, gue takut masalah ini makin panjang"

Mereka mencari Abian, benar benar sulit di temukan. Kantin, Toilet, Aula keberadaan Abian masih nihil di temukan.

Saat Luna dan Dipta sampai ke kelas. Agatha tiba tiba menampar Luna. Dipta sedikit mendorong Agatha.

"Thaa, lo apa apaan sih" Teriak dipta

"Temen lo tuh yang apa apaan. Ngomong apa lo sama Abian? dia dateng terus nampar gua dan marah marah ga jelas. dia ngomongin lo. Lo emang manipulatif ya, nyesel gua pernah kenal sama lo"

"Thaa, gue bener bener ga cerita apa apa sama Abian, dia sendiri yang mau nyari lo. Gue serius thaa"

"Bener thaa, plis buat lo percaya sama Luna. Gua sama Luna nyari Abian dari tadi buat nyegah"

"gue ga peduli" Agatha keluar kelas dengan wajah emosi.

"kita harus cari Abian, dia tau dari siapa? pasti ada yang cepu"

Sebelum mereka mencari, Reno menghampiri mereka berdua. 

"dip, abian gelut sama Fadhil di lapang"

at lapang

Terlihat Fadhil dan Abian sudah babak belur. Tak hanya itu, ada eca dkk, Agatha dan siswa siswi lainnya.

Dipta dan Luna datang, menghampiri Abian yang ada di pangkuan Agatha.

"lo kenapa, jawab sekarang"

"Agathaa.. gue mau minta maaf"

"Kenapa?" tanya dipta

"Gua denger pembicaraan Fadhil sama Eca, semua ini karna mereka berdua, gua salah paham" Abian berkata dengan lirih.

flashback

Abian mau balik ke kelas, ia mendengar bisik bisik dari arah gudang. Karna Abian kepo, abian menguping.

"Gue sih tadi liat Luna sama Agatha udah slag nih, bentar lagi pasti Dipta sama Luna makin jauh"

"Gua yakin sih, Luna bakal jauhin Dipta dan Abian supaya Agatha ga marah lagi smaa dia. Dan Gue bisa leluasa deketin Luna."

Mendengar itu, Abian masuk ke dalam gudang dan menyeret Fadhil keluar. 

"Shit, apa apa an lo, lepas!" fadhil panik sekaligus malu.

Abian menyeret fadhil ke tengah lapang, menghajar wajah Fadhil hingga hidung nya mengeluarkan cairan merah pekat. Tak tinggal diam, Fadhil membalas perlakuan Abian.

Sampai semua nya berkumpul, dan Agatha menghentikan Abian dan Abian jatuh ke pelukan Agatha.

 Ia terus  lirih meminta maaf. Agatha mengelus surai Abian halus.

"Gapapa ian, aku panggil ambulan ya?"

flashback end.

Ambulance datang dan membawa Abian dan Fadhil yang mulai hilang kesadaran

"Lun, gue mau minta maaf ya. Ternyata gue salah paham, gue gamau hubungan kita rusak cuma karna cowo" Agatha mulai berbicara, akhirnya hal yang ia pendam sejak tadi tersampaikan

"Gua yang minta maaf thaa, gua gabisa ngertiin lo. harus nya gua ngerti lo suka sama Abian, tapi gua gabisa jaga jarak smaa Abian" mereka berpelukan saling menyesal satu sama lain.

"Udah selesai kan masalah nya? sekarang gua mau ngomong sama Luna" Cakap keras Dipta tiba tiba. Mereka mulai menjadi pusat perhatian.

Dipta berdiri di hadapan Luna, menggenggam tangan Luna.

"Gue benci sama lo Luna, benci karna rumor lo deket sama abian bukan gua. Setelah semua ini, Will you be my lover?"

"Aku gabisa berkata kata dip, YES I WILL"

Semua yang ada di Lapang bertepuk tangan, mereka berdua akan menjadi couple baru sekolah. 

Hubungan Agatha dan Luna mulai membaik, kondisi Abian mulai sehat. Hubungan Abian dan Agatha juga mulai mambaik, ya walaupun mereka ttp gak jadian.

Jangan lupa di Eca dan fadhil, mereka benar-benar dipermalukan di sekolah sejak saat itu.

'730 hari, aku habiskan untuk mendapatkan kamu' 


END.


Author: Shafaa Alya Khairunnisa 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Kamar Misterius di Rumah Berhantu