Nobody knows





 


Keina buru buru mematikan televisi nya. Jantungnya mendadak berdegup kencang. Kepalanya pusing sebelah. Apa apaan mamanya baru saja memindahkannya ke sekolah baru saat pertengahan semester.

Menghela napas, gadis itu menatap ragu amplop cokelat besar di atas meja ruang tamu. Jemarinya dengan hati-hati mengeluarkan kertas di dalamnya.

Pandangan Keina semakin memburam saat dia membaca :

Selamat! Anda dinyatakan lolos seleksi masuk SMA Pelita Indonesia. Silahkan melakukan daftar ulang pada hari Selasa, 29 September 2020. Perlengkapan semester gasal yang Anda butuhkan adalah sebagai berikut...

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 


Kegiatan belajar mengajar telah dimulai, semua murid sudah siap untuk belajar.

Alan mengangkat bahu malas dan mulai melangkah menuju kursinya di pojok. Ada yang berbisik keras di bangku paling depan, sementara seisi kelas saling berpandangan cemas.

Bau benda itu tercium sangat tajam saat Alan berjalan melewati deretan meja dan kursi.

Wajah Bu Ratna memerah. Kali ini guru bahasa Indonesia itu sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dipukulnya papan tulis dengan tangan kosong keras-keras.

"ALAN DIRGANTARA! MEROKOK DI MANA KAMU?"

Alan seketika menghentikan langkahnya. Jemarinya merogoh saku untuk mengeluarkan satu pak rokok yang kelihatan mahal. Tersenyum sekilas, laki-laki itu berbalik dengan santai.

"Kenapa, Bu? Mau ikut?"

 Namanya Alan. Alan Dirgantara. Tokoh yang paling sering dijumpai dalam sebuah cerita, laki-laki berandalan yang selalu ada di setiap sekolah. Hanya satu yang membuatnya berbeda. Siapa sangka bahwa pelanggar tata tertib ini juga merupakan peringkat paralel pertama di sekolahnya?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 Kei, pulang nanti mampir ke minimarket depan sekolahmu, ya. Mama titip sabun cair dan sabun muka.

 

Kalau bukan karena Mama, Kei mana mungkin tahu di depan sekolahnya ada minimarket. Sejak kecil, bisa dibilang dia adalah tipikal orang yang cuek dengan lingkungan.

Cewek itu mendorong pintu kaca minimarket perlahan. Dalam sekali lirik, Kei sudah menemukan rak peralatan mandi dan segera menuju tempat berbagai brand sabun cair berjejer.

Lalu setelah setelah berhasil mendapatkan sabun cair yang di incar cewek itu segera menuju ke tempat rak kosmetik.

Dalam perjalanannya mencari rak kosmetik Kei pun tiba-tiba teringat bahwa ia lupa menanyakan brand sabun muka yang biasa dipakai oleh Mama nya. Tanpa berpikir lama ia pun mengambil handphone yang ada didalam tas nya lalu mengirimi pesan kepada Mama nya sembari berjalan kesana kemari menelusuri minimarket, mencari rak kosmetik.

Saat ia sedang asik dengan handphone nya, dengan tidak sengaja Kei menabrak seorang cowok di tempat rak alat tulis.

 

BRUK!!!

“Aduuhh…”

 

Handphone dan keranjang belanja Kei pun terjatuh kelantai akibat bertabrakan dengan cowok tersebut.

 

“Sini biarku bantu. Lain kali kalo jalan ditempat umum jangan fokus ke handphone ya…”

 

Setelah membantu membereskan barang milik Kei, sang cowok tersebut pun pergi. Tetapi entah mengapa Kei merasa tidak terlalu asing dengan wajah cowok tadi.

 

 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Kei berjalan di koridor dengan malas, kemarin ia mengerjakan tugas hingga larut malam saat ia sedang berjalan di koridor ia melihat cowok kemarin yang tidak sengaja bertabrakan dengannya. Kei tidak sadar disebelahnya sudah ada Velisa.


“Kei.. keeeiii do you hear me?” tanya Velisa sambil melambai lambai di depan muka Kei


Kei yang baru sadar bahwa daritadi Velisa disampingnya 


“Jangan terlalu fokus ngeliatin Alan nya nanti jatuh cinta” ucap Velisa sambil tertawa kecil 


“Cowok itu? Namanya Alan?”


“Iya, dia murid paling pinter di sekolah ini selama 2 tahun terakhir tapi akhir-akhir ini dia jarang masuk sekolah dan nilainya memburuk, kenapa suka ya?.'' kata Velisa


''amit-amit suka sama cowo modelan begitu'' kata Kei sambil memutarkan matanya malas


''awas bilang kayak gitu nanti beneran suka'' kata Velisa


''udahan ah omongin Alannya, bentar lagi bell masuk.'' kata Kei sambil menarik Velisa


*jam pelajaran pun berakhir


KRINGGGG!!!!!!!!


bel berbunyi menandakan waktu istirahat


*saat jam istirahat berlangsung ada guru yang masuk kelas


"disini ada yang namanya Keinna Anastasya?'' ucap Guru Matematika


''saya bu'' ucap Keina sambil mengangkat tangan kanannya ke atas


''mari ikut saya ke ruang guru'' ucap guru tersebut


Sesampainya di ruang guru Keina terkejut ternyata disana ada Alan yang sedang duduk di dekat meja matematika.


''silahkan duduk nak.'' ucap Bu susi


''baik bu'' kata Kei


''jadi gini nak kalian kepilih buat mewakili sekolah kita untuk olimpiade matematika yang diadakan di Jakarta tanggal 10 November 2021'' ucap Bu Susi sambil menatap mereka bergantian

''ibu yakin milih saya? saya baru masuk beberapa hari loh'' ucap Kei heran sambil melihat Alan dan Bu Susi secara bergantian

''iya nak ibu melihat hasil nilai raport kamu sebelumnya dan juga ibu melihat nilai kamu disini sangat bagus dan cepat beradaptasi di sekolah ini, pelajaran disini sangat sulit daripada di sekolah sekolah lain, karena itu ibu yakin buat mewakili sekolah kita'' ucap Bu Susi dengan semangat 

''oiya kenalin ini partner olimpiade kamu namanya Alan, ayo kenalan dulu'' kata bu Susi

Kei pun menyodorkan tangannya ke Alan ''hai aku Keina biasa di panggil Kei, mohon kerjasamanya ya!!!" ucap Kei bersemangat

Alan pun terlihat berfikir sejenak dan kemudian menjabat tangan Kei "gw Alan.'' ucapnya malas

"semoga kalian menjadi partner yang baik dan membanggakan nama sekolah, nah silahkan kalian lanjutkan kegiatan masing-masing" kata bu Susi

mereka pun kembali ke kelas masing-masing

 kebetulan kelas mereka berdekatan dan mereka berjalan berdampingan tetapi tidak melontarkan sepatah kata pun.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Semakin hari dan semakin lama kei terlihat mulai nyaman dengan sekolahnya, juga dia semakin dekat dengan patner olimpiade nya yaitu Alan mereka terlihat sering terlihat belajar di perpustakaan, makan hingga pulang bersama. 

Hari Olimpiade pun tiba Kei dan Alan terlihat cemas karena skor mereka imbang dengan kelompok lain, sekarang merupakan babak penentuan apakah Kei dan Alan akan membawa medali emas dan mengharumkan nama sekolahnya? 

"pertanyaan terakhir, pertanyaan ini akan menjadi penentu siapa pemenangnya, apakah Keinna dan Alan perwakilan dari SMA Pelita Indonesia atau Gabriel dan Michelle perwakilan dari SMA Santa Ursula?" ucap MC dengan penuh semangat yang mempuat para penonton disana semakin penasaran

soal terakhir pun dibacakan

Untuk setiap bilangan asli n, Misalkan S(n) menyatakan hasil penjumlahan semua digit n. Diberikan barisan (an) dengan a₁ = =4 dan an= (S(an-1))²-1 untuk n≥2. Sisa pembagian a₁ + a2+ a3 +.....+ a2022 oleh 21 adalah...

dan....TETTTTT bell dari kelompok Kei pun berbunyi

"jawabannya adalah......8" ucap Kei dan Alan secara bersamaan

"apakah benar dewan juri?" ucap MC 

*hening

"YAA BENAR" ucap dewan juri

sorak kemenangan dari penonton pun ter dengar meriah

berakhir sudah olimpiade tersebut tapi tidak dengan perasaan yang baru dimulai.

Tiga hari kemudian 

Keina yang sedang fokus mengerjakan tugas IPA nya mendengar notif chat dari handphone nya ia langsung sigap untuk membaca chatnya, ia langsung tahu itu chat dari alan karena dering notif nya ia bedakan dari yang lain.


Alannnnn

Kei?

Sibuk?

                                                                     iya??

                                                                     engga kok, ada apa?

Gw mau undang lo

ke acara  ulang tahun gw 

                                                                     wahh kamu ulang tahun? kapan?

2 hari lagi Kei, besok gw 

kasih undangannya ke lo ya

                                                                     sippp di tunggu


*keesokan harinya di sekolah

Sebelum jam pelajaran dimulai Alan menghampiri Keina dan memberikan undangan kepada Keina.

''ini undangannya, jangan lupa dateng ya soalnya gw mau umumin sesuatu" ucap Alan

"siappp aku pasti dateng dong" ucap Kei bersemangat

"yaudah gw balik kelas yah, dahh" ucap Alan yang tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada Kei

Sungguh disaat itu muka Kei sangat merah dia merasa sangaat senang dan semakin tidak sabar untuk menghadiri acara ulang tahun Alan

*skip pulang sekolah

"Vel, lo di undang ga sama Alan buat acara ulang tahunnya besok?" kata Kei

"iya gw di undang, lo juga? kata Velisa

"iya dong, oiya lo udah beli hadiah?" ucap Kei bertanya

"belum nih rencananya mau beli sehabis pulang sekolah, mau bareng?" kata Velisa

"mauu" ucap Kei bersemangat

Saat ini Kei sedang berada di salah satu Mall dekat sekolah bersama Velisa, mereka sedang mencari hadiah untuk Alan besok.

Velisa dan Kei sudah berkeliling mall, akhirnya Velisa mendapatkan hadiah yang cocok untuk Alan dan sedangkan Kei belum menemukan hadiah yang cocok untuk Alan.

"Vel menurut lo beli apa ya yang cocok buat Alan?" kata Kei

"gimana kalau sepatu?" ucap Velisa

"jangan, gw gatau ukuran sepatu dia." ucap Kei

"hmmm, jam tangan?" ucap Velisa

"ide bagus, ok makasi sarannya" ucap Kei bersemangat

Mereka pun akhirnya selesai membeli hadiah


*keesokan harinya

Kei yang sedang sibuk memilih baju untuk menghadiri acara ulang tahun Alan, akhirnya Kei mendapatkan baju yang sesuai untuk dirinya, dress putih yang tidak terlalu pendek dengan kalung liontis emas dan high heels berwarna broken white dan tas selempang berwarna putih. Tidak lupa Kei merias dirinya dan langsung memesan taxi saat dirinya sudah selesai dengan urusannya.

Sesampainnya disana Kei sibuk mencari Velisa, namun ia tidak sadar bahwa dibelakangnya sudah ada Alan yang bingung terhadap sikap Kei yang terlihat sedang mencari orang.

“Lo nyari siapa sih?” ucap Alan tiba tiba

“An- Alan bikin kaget aja, ini nyari Velisa, eh iya Happy birthday ya, kok disini? kirain lagi di dalem” ucap Kei sambil melihat pintu masuk gedung nya

“thank you, gue lagi ngeliat di luar aja ini mau masuk lagi duluan ya, enjoy sama acaranya” ucap Alan lalu pergi

Kei tersenyum melihat Alan yang mulai lama pundaknya menghilang, tak sengaja ia melihat Velisa di sisi pintu, reflek ia mendekat sambil melambaikan tangan 

“Veell, darimana aja lo gue cariin” ucap Kei sembari menggenggam tangan Velisa 

“baru dateng elah, nyariin mulu fans lo?” ucap Velisa 

“udah ah kepedean masuk yuuukk, laper hehe” ucap Kei sambil memegang perutnya

Kemudian mereka masuk ternyata acara sudah dimulai, tenyata Alan sedang membuka acara tersebut

"Selamat malam semuanya, sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang sudah datang untuk memeriahkan acara ini. Dan saya ingin berterimakasih kepada orang tua saya yang sudah membesarkan dan menyayangi saya hingga saat ini, tak lupa teman-teman saya yang sudah bersama saya dalam keadaan suka maupun duka. Sekian dari saya semoga kalian menikmati acara ini," kata sambutan dari Alan.

acara pun dimulai dengan meriah, semua orang menikmati sajian yang ada di meja-meja sambil berbincang satu sama lain.



Saat yang lain sedang asik dengan hidangan yang di sajikan, Alan naik ke atas panggung dan mulai berbicara menjadi pusat perhatian orang-orang. "haloo minta perhatiannya sebentar disini saya ingin menyampaikan sesuatu...." ucap Alan 

Kei yang sedang sibuk dengan urusan perutnya pun langsung maju ke depan agar mendengar dengan jelas ucapan Alan

"jadi disini saya ingin memperkenalkan orang yang sangat spesial di hidup saya..." kata Alan

Kei pun tersipu malu dan pipinya mulai memerah karena dia sangka Alan akan  memanggilnya

"ini dia perempuan yang sangat saya sayangi sesudah mama saya" ucap Alan

Alan pun mulai turun dari panggung dan menuju ke arah Kei, Kei yang merasa dirinya yang di tuju langsung menunduk malu, Dan ternyata Alan jalan melewati Kei dan menggandeng tangan sang kekasih yang berada di belakang Kei. Alan pun membawa sang kekasih ke atas panggung.

Perasaan Kei sangat kecewa, dia melihat Alan sangat bahagia saat memperkenalkan sang kekasih sambil memegang erat tangan wanita tersebut.

"Naura, i'm so lucky to have you in my life, makasih udah percaya sama aku buat ngejagain kamu, kamu udah ngajarin aku banyak hal dalam hubungan kita ini, kita berdua mungkin memang penuh dengan kekurangan masing-masing tapi aku ada buat kamu begitu juga sebaliknya, aku ada buat jadi rumah kamu, tempat kamu pulang dari segala hal melelahkan. buat aku kamu cewe terbaik yang ada di hati aku setelah mama, i love you today, tomorrow, and forever" ucap Alan sambil menatap dalam Naura

"i love you more and happy birthday sayang" ucap Naura sambil memeluk Alan

Kei yang melihat kemesraan Alan dan Naura langsung menjauh dari kerumunan tersebut. Kei hampir meneteskan air mata karena kecewa dengan harapannya. Seseorang tak sengaja melihat Kei yang sedang menangis. 

"kamu kenapa? kok sendirian? ga ikutan acara di dalem?" ucap pria tersebut

Kei pun menarik ingus dan kabur karena merasa malu 

"dih cewek freak" ucap pria tersebut 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 bulan kemudian

Setelah kejadian tersebut hubungan pertemanan Kei dan Alan sudah tidak seperti dulu lagi, Kei menghindar jika bertemu Alan dan Alan yang bingung akan perubahan sikap Kei pun mengacuhkan tersebut. 

Saat Kei sedang duduk dan membaca buku di taman, Alan datang dan merebut buku Kei

"Lo kenapa sih? gw punya salah apa ke lo?"ucap Alan sedikit emosi

Kei hanya terdiam sambil menatap Alan malas

"LO PUNYA MULUT KAN?! JAWAB BRENGSEK!!!" ucap Alan dengan nada membentak

"LO GA NYADAR KESALAHAN LO APA?" ucap Kei yang mulai tersulut emosi 

“LAWAK LO" ucap Alan

Kei pun tidak me respon ucapan Alan

Kei pun hendak pergi meninggalkan Alan tetapi tangan Kei langsung di tarik oleh Alan, Kei yang kaget sontak melepaskan tangannya.

"MAU KEMANA LO?!" ucap Alan dan hendak mendorong Kei

sontak perlakuan Alan tersebut dilihat oleh seorang pria yang tidak sengaja lewat, pria tersebut langsung menarik Kei menjauh dari Alan.

"lo cowo? kok beraninya sama cewe?" ucap pria tersebut dengan nada mengejek

"lo ngatain gw banci hah?!" kata Alan sedikit emosi

"lah nyadar? padahal gw ga bilang lo banci loh" skak pria tersebut

Alan yang sudah terlanjur emosi dan dia menarik baju cowo tersebut dan melayangkan satu pukulan ke wajah

“shit.” ucap pria tersebut menahan untuk tidak membalas pukulan Alan 

"APA APAAN SI KALIAN?!! " teriak Kei sambil memisahkan mereka berdua

"lo gapapa kan?" tanya Kei ke pria tersebut

"dia aja nih yang ditanya? gw engga gitu?" ucap Alan sewot

"emangnya lo kenapa? sehat kan?" kata Kei acuh

"sini gw anterin lo ke uks, nanti gw obatin" ucap Kei yang langsung merangkulkan tangan pria tersebut ke lehernya

saat sampai di uks Kei langsung mengobati cowo tersebut

"nama lo siapa? kayaknya kita pernah ketemu deh soalnya gw ga asing sama wajah lo" ucap Kei penasaran

"kenalin nama gw Haikal, kita ketemu di acara ulang tahunnya Alan kalau lo inget. yang lo nya narik ingus terus langsung lari" kata Haikal meledek

Kei yang mengingat ulang kejadian tersebut pun langsung menundukan wajahnya karena malu

Haikal tertawa kecil saat melihat Kei yang malu karena tingkah lakunya sendiri waktu itu. 

Saat sedang asik bercanda tiba tiba pintu UKS di dobrak oleh sesorang.

"akhirnya ketemu, susah banget sih dicari, kal lo disuruh ke ruang BK anjir lo bikin ulah apa sih" ucap seorang lelaki yang tidak dikenali oleh Kei dengan nafas yang terengah engah  

"eh kayaknya lo juga dipanggil deh" ucapnya lagi sambil menunjuk muka Kei

Tanpa basa basi mereka langsung pergi ke ruang BK, disana sudah ada Alan yang duduk di depan guru BK mereka.

"Haikal, Alan, Keinna, betul kalian berantem di koridor?" tanya guru tersebut sambil menatap mereka

 "engga bu, silaturahmi tangan sama pipi si haikal doang" ucap Alan dengan nada malas

 "Alan, ibu lagi serius jangan bercanda di sini, kalian murid pinter kerjaanya nyari masalah terus apalagi kamu Alan ibu dengar kamu ngerokok kan? kamu juga Haikal mantan ketua osis kerjaannya berantem terus, apalagi kamu Keinna murid baru udah bikin masalah aja, sayang otak kalian yang udah di anugerahi sama Tuhan malah gak dipake” ucap guru BK tersebut mereka dengan nada heran mengapa ada murid pintar yang kerjaannya dipanggil BK berulang ulang kali. 

“Bu, saya ditonjok Alan karena ngebela Keinna, saya melakukan hal yang benar kok di salah salahin? saya juga ga terima Alan berperilaku buruk terhadap perempuan, lalu saya mencoba untuk melindungi Keinna” ucap Haikal sambil sesekali melirik Alan yang terlihat menunduk

“melindungi kata lo? lawak gausah sok jadi pahlawan lo, lo tuh gausah ikut campur ini urusan gue sama Kei” ucap Alan sambil menatap remeh Haikal

“gausah adu mulut kalian, dua dua nya sama saja, sudah salah tidak mau mengaku” guru BK tersebut memotong ucapan Alan supaya masalahnya tidak makin panjang.

“bu Haikal ga salah, dia emang niat nolongin saya kok bu yang memukul duluan Alan” bela Kei

“wah gue ga terima ya dikatain banci sama si pahlawan kesiangan itu” ucap Alan kesal saat mendengar pembelaan Kei ke Haikal

“gak semua harus di selesaikan dengan kekerasan Alan, ibu sudah ingatkan kamu lebih dari tiga kali, kamu masih saja tidak mengerti” ucap guru BK tersebut sambil menatap Alan 

“point kalian akan dikurangi, sekarang kalian boleh keluar, kejutan menanti kalian” lanjutnya

Mereka keluar kelas dan pergi menuju kelas masing-masing. Saat sampai di kelas keadaan sangat ricuh, Kei kebingungan mengapa teman temannya sangat terlihat cemas.

“Vel ini kenapa sih? kok pada panik deh?” tanya Kei sambil sesekali melihat keadaan di kelas

“IHH KEII MAU DIBAGIIN PERINGKAT KELAS, lo tau ga sih gue bingung ya setiap peringkat terakhir di setiap angkatan tuh besok nya langsung ada berita mereka bunuh diri, gue curiga bukan bunuh diri sih, bayangin aja tiap tahun pasti ada yg bunuh diri, kan janggal ga sih??” ucap Velisa sambil menggenggam tangan Kei, Kei merasakan tangan Velisa berkeringat dingin, ia juga sama seperti yang lain, merasa cemas, panik dan khawatir akan peringkatnya. 

“GUYS PERINGKATNYA UDAH DI BAGIIN LINK NYA ADA DI GRUP KELAS” teriak Jayson sang ketua kelas

Karna mendengar perkataan Velisa tadi Kei menjadi merasa takut akan peringkatnya paling akhir, saat masuk ke link nya ia sangat terkejut, siapa sangka bahwa dia menggeser posisi Alan? setelah ia melihat peringkatnya ia buru buru melihat nama di peringkat paling akhir, nama yang ia lihat adalah Ammora.

“lo gila sih Kei kok bisa ngegeser posisi si Alan, sumpah Kei lo bener bener kece banget ini baru temen gue” ucap Velisa dengan ceria 

Kei tidak terlalu memedulikan itu, yang ia pikirkan hanyalah satu nama, Ammora J.

Keesokan harinya, apa yang diucapkan oleh Velisa benar. Ammora dikabarkan meninggal karena bunuh diri, dengan luka sayat di bagian tangan dan juga luka tusuk di perutnya, ia diduga mengalami stress berat karena masalah keluarga. Kei mempunyai pikiran bahwa mereka tidak bunuh diri melainkan dibunuh secara sengaja, karena alasan kasusnya selalu sama dan berturut turut, Kei selalu memikirkan itu, ia khawatir semester berikutnya pasti akan ada yang seperti Ammora lagi, ia sangat sedih meskipun tidak kenal dengannya.

“ih Kei, Haikal ga masuk sekolah, sedih deh cowo gantengnya berkurang satu” ucap Velisa sambil cemberut

“cowo terus dipikiran lo” balas Kei sambil menatap sinis Velisa

Sementara itu Haikal, ia terlihat sangat tidak menyangka temannya sejak kecil punya niatan untuk bunuh diri, ia mengurung diri di kamar, rambutnya acak acakan sama seperti kamarnya, siapa sangka murid cerdas di sekolah berteman baik dengan murid cewe paling nakal di sekolah? jika diceritakan mungkin orang orang tidak akan percaya, Ammora sangatlah susah untuk bersosialisasi, ia juga tidak punya teman baik di sekolah. 

Berita itu cepat tersebar sehingga seluruh murid pun tahu.

Setelah diumumnya peringkat, mereka akan mendapatkan rapot semester satu. Aneh? memang tetapi ini lah yang membuat unik sekolah mereka, setiap peringkat pararel dan peringkat setiap angkatan akan di beritakan di TV nasional.

Alan pulang cepat setelah mengambil rapor semesternya, ia ingin memastikan sesuatu kepada mama nya. 

“ma, aku mau ngobrol” ucap Alan serius

“ngobrol apa sayang? duduk sini” ucap mama Alan dengan suara yang lembut membuat yang mendengarnya merasa tenang 

Alan duduk di sebelah mama nya, dan langsung menanyakan hal yang selalu membuat ia penasaran

“mama direktur sekolah?” tanya Alan yang mengharapkan bahwa rumor yang ia dengar tidak benar.

“sekarang ya? maafin mama udah ngebohongin kamu selama ini, mama emang direktur sekolah.” ucap mama Alan sambil menunduk

Alan kecewa berat dengan mama nya, karna peraturan bodoh yang diatur oleh mama nya sangat merugikan banyak pihak, selama ini Alan mencari tahu sendiri tentang sekolahnya, karna peraturannya semakin banyak orang tua yang menuntut habis habisan anaknya untuk mendapatkan peringkat bagus, korbannya adalah pacarnya sendiri, Naura selalu diminta orang tua nya menjadi anak yang perfect dalam segala hal, peringkat peringkat itu membuat anak yang di bawah merasa tidak berguna, dan membuat mereka putus asa.

“ma, jangan bilang kalo setiap anak peringkat terakhir mama nyuruh orang buat..” ucap Alan lirih

“mama tau kan Alan ga suka sama orang yang seperti itu? mama tau kan Alan sebenci itu dengan direktur sekolah? MAMA TAU KAN?! Alan kecewa sama mama.” ucap Alan yang tak kuasa menahan nangis, mamanya membuat murid di sekolah merasa terekan, Alan yang selalu terlihat cuek dan nakal di sekolah diam diam memiliki rasa peduli yang tinggi, Alan paling tidak suka melihat orang yang tidak tahu apa apa malah sengsara. Alan merasa bersalah karna perlakuan mama nya.

Tak hanya peringkat, sang direktur selalu mengkorupsi uang sekolah, yang paling tidak disangka murid yang paling rendah peringkatnya bukan meninggal karna bunuh diri, tetapi karena sang direktur menyuruh orang untuk membunuh nya, ia berpikir murid yang tidak berguna harus menghilang dari dunia ini, karena takut rusaknya masa depan dunia jika ada murid yang bodoh. 

Seandainya orang lain tahu, kita tidak tahu nasib sang direktur akan bagaimana jadinya.

Alan langsung pergi dengan perasaan campur aduk, ia merasa kecewa dan bersalah kepada orang orang yang tidak bersalah. 

Alan yang dihantui dengan perasaan bersalah, Haikal yang merasa kehilangan, dan Kei dengan perasaan khawatir yang mengganjal hatinya.

Tuhan, mampukah mereka menguatkan dirinya sendiri? 

                                   TAMAT



Author By : Kelompok 8

Ide Cerita : Kirana Dwi Lestari

Ide Peristiwa: Adya Chandra Fahimah, Naysa Annisa Nediva, M. Hazel Muzhaffar

Pembuat Karakter: Widdy Yusron Allam

Penulis: Seluruh Kelompok 8


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Kamar Misterius di Rumah Berhantu