The Revenge
"Mereka menghancurkan, menghabisi, memusnahkan seluruh milik kami"
"Terlebih keluargaku yang mati dua tahun lalu, dan aku berencana untuk membalaskan dendamku kepada Grandmaster sialan itu!"
"Karena aku termakan oleh dendam yang membara, dan aku merasa dilahirkan kembali sebagai seorang iblis yang siap untuk menghabisi siapa saja yang menghalangi jalanku"
"Tetapi, ini bukanlah tindakan kepahlawanan"
“Kebahagiaan, Keluarga, kesuksesan, Kebanggaan sampai Kehormatan”
“Kalian tau, itu semua hal hal yang pasti di inginkan oleh semua orang, dan itu
pasti hal yang sangat mudah untuk diterima”
“Tetapi…”
“Kita pun harus bisa menerima hal hal yang menyedihkan dan menyakitkan seperti”
“Kematian, Kehancuran, Kemiskinan, Kekalahan, sampai…”
“Kehilangan”
“Bagiku, kehilangan adalah hal yang sangat sulit diterima, terutama saat
kehilangan orang orang yang kita cintai”
“Mereka yang tersenyum dan membantu kita setiap saat, tiba tiba menghilang satu
persatu, dan itu adalah hal yang benar benar sulit ku terima”
“Bagiku, Kehilangan adalah hal yang sangat aku benci dan sulit aku terima, dan
aku hanya bisa berharap aku tidak merasakan makna dari Kehilangan itu dalam
hidupku, sampai suatu saat”
“Desaku diserang oleh klan Him”
“Mereka menghabisi, membakar, menghancurkan, merusak segala yang kami miliki!”
“Sampai, aku menerima kenyataan yang benar benar pahit dan sulitku terima”
“Aku kehilangan teman teman, keluarga, kekasihku sampai sampai mereka membunuh
anakku, seluruh orang orang dan mengancurkan desaku yang membawa seluruh
kenangan dan kebahagiaan”
“Tapi dengan mudahnya mereka membakar dan menghancurkannya dengan mudah”
“Dan desa itu sekarang, hanyalah sebuah abu dan kenangan”.
“Sekarang, aku akan membalaskan dendam mereka semua!”
Dia
kehilangan semua yang dia miliki, keluarga, orang orang yang dia cintai sampai
seluruh saudara saudarinya, dia hanya bisa menerima kenyataan dan pasrah akan
keadaan, sampai suatu saat dia
dibangunkan oleh seorang pria misterius dengan baju perang yang memiliki ukiran
tengkorak kepala manusia dan berkulit hitam, dia mengenalkan dirinya sebagai seorang
penyihir.Lalu dia mengulurkan tangannya
untuk pria ini dan memberikan kekuatan yang kuat untuk mengabisi dan
membalaskan dendam klan nya. Dan disinilah perjalanan seorang pria yang akan
membalaskan dendam seluruh klannya.
‘Ryu’ itulah klan dari pria itu, dan dia adalah satu satunya yang akan
datang dan memiliki ambisi untuk menghabisi seluruh klan Him, terutama pada
sang Grandmaster yang menjadi pemimpin dari penyerangan ke desa Kaito.
Rumor mengatakan kalau Grandmaster ini memiliki hati sedingin es dan
memiliki julukan ‘Eol-Eum Simjang’ atau disebut sebagai Hati dingin.
Selain itu dia dikenal sebagai Grandmaster yang sangat sadis dan kejam
karena dia menghabisi musuhnya secara brutal dan biasanya lawan dari Grandmaster
akan dihabisi secara tidak wajar atau dihabisi secara tidak terhormat.
Mendengar rumor ini, sang pria dari klan Ryu ini berencana untuk melakukan duel
antara dia dan sang Grandmaster tanpa orang lain, agar dia bisa
mengetahui siapa yang kuat dan siapa yang lemah.
Dia melakukan perjalanan dari desa ke desa sampai suatu saat dia sampai
kesebuah rumah tradisional dari klan Ryu. Dia pun masuk dan saat dia masuk, dia
disambut oleh seorang Ronin dengan katana merah darah yang
menempel di pinggang kanannya, sang Ronin itu menyambut sang pria ini
dengan salam hormat dari klan Ryu yaitu menundukan setengah badan (Dari kepala
sampai pinggang) yang menandakan “Selamat datang” secara hormat. Sang pria ini
membalas salamnya dengan cara menundukan setengah badan juga. Akhirnya sang Ronin
mempersilahkan sang pria itu masuk dan menjamunya dengan teh khas klan Ryu
yaitu teh hijau. Sang Ronin dan sang pria itu mengobrol dan membicarakan
mengenai klan Ryu serta masa lalu yang kelam, dan pada akhirnya sang Ronin
menguatkan pria itu dan mengatakan kalau dia akan melatihnya itu untuk membalaskan
dendam klan nya. Dengan tekad dan keberanian yang kuat serta ambisi yang kuat,
sang pria itu berusaha keras melatih kekuatannya untuk mengabisi Grandmaster.
Saat hujan, sang Ronin menyiapkan teh hijau khas dan duduk di teras
rumahnya, sang pria itu duduk disamping sang Ronin dan mengobrol.
“Aku bisa merasakan kekhawatiranmu dan amarahmu yang campur aduk dalam dirimu
yang tidak bisa tenang itu” Pernyataan san Ronin sambil menyeruput teh hijau.
“Aku…Aku… Aku memiliki amarah akan kematian seluruh klanku, seluruh perasaanku,
aku tidak bisa-” Jawab sang pria itu dengan perasaan yang sedih, dan lalu sang Ronin
menyimpan gelas tanah liatnya yang berisikan teh hijau dan menepuk punggung
sang pria itu dengan memberikan sebuah nasihat kehidupan.
“Tidak masalah nak, aku bisa mengerti apa yang kau rasakan sekarang”
“bagaikan hujan yang deras sekarang, sama seperti perasaanmu yang sedih dan
marah dan semuanya, tetapi”
“Ingatlah sesuatu kalau” Saat sang Ronin memberikan nasihat, dia
menunjuk langit dan hujan yang deras pun berhenti dan terlihatlah sebuah cahaya
warna warni yang indah.
“Saat Hujan turun, maupun itu kecil atau besar, deras atau gerimis, ingatlah
satu hal kalau saat masa masa kesedihan berakhir, kau akan merasakan
kebahagiaan saat kau lulus atau berhasil dalam melewati semua kesedihan dan
rasa sakit itu”
“Kau tau, aku dan kau tidaklah jauh berbeda, kita sama sama merasakan
penderitaan dan binggung, akan kenyataan yang sering sekali berubah tetapi kita
sendiri sangat sulit atau mungkin tidak berubah”
“Jadi, kuatkanlah dirimu nak, dan percayalah kalau”
“Disaat kegelapan menyelimuti jalanmu, disitulah cahaya datang dan menolongmu” Nasihat sang Ronin sambil menggambil
gelas lain yang berisikan teh hijau dan memberikannya kepada pria itu, dan pria
itu menerima gelas itu dan berterimakasih, lalu sang pria itu menyeruput teh
nya dan tiba tiba dari mata sang pria itu keluar air mata.
“Apakah…Aku…Menangis?” Tanya sang pria itu sambil kebinggungn.
“Itu bukanlah tangisan penderitaan, tetapi itu adalah tangisan kebahagiaan”
Ucap sang Ronin sambil tersenyum.
“Arigatou Gozaimasu Sensei” Ucap terimakasih sang pria itu.
Dan setelah seluruh yang pria itu lalui, seluruh perjuangan serta latihan yang
telah dia lalui, diapun memutuskan untuk berduel dengan sang Grandmaster
dengan cara 1v1. Dan pria itupun berterimaksih dan meninggalkan tempat
sang Ronin dengan berbekalkan kekuatan dan Teknik yang telah diajarkan
oleh Ronin. Dengan ucapan terimakasih pria itu meninggalkan tempat
latihan sang Ronin, tetapi sebelum berangkat, sang Ronin
memberikan katana merah darah yang dapat memanggil naga api yang disebut
sebagai “Akai Ryu”, katana itu diberikan oleh Ronin untuk
membantu menuntun jalannya dan Kunai dengan tali merah yang data menusuk
dan menghancurkan tulang dengan mudah layaknya memotongkan pensil, dengan
hormat pria itu menerimanya dan melanjutkan perjalannya menuju kerajaan Him.
“Selamat berjalan, Shiro” Ucap sang Ronin dengan senyum.
Sesampainya
dikerajaan Him, sang pria itu disambut dengan dua penjaga pintu istiana,tetapi
dengan mudahnya sang pria itu menghabisi kedua penjaga itu dengan mudahnya,
setelah menghabisi penjaga, sang pria itu membuka pintu istana dan melihat
kursi es yang tinggi tanpa seorang pun. Sang pria ini merasakan hawa yang
berdarah dan mencekam, saat dia ingin mendekati kursi itu tiba tiba dia
mendengarkan suara sang pria dewasa dibarengi dengan suara pintu yang tertutup.
“Siapa
kau?”
“Apakah kau tau, Es dapat mematikan Api, wahai pria Api?” Tanya seorang pria
dengan masker dan lencana Grandmaster klan Him.
“Kalau Es dapat mematikan Api, Maka Api bisa melelehkan Es, bersiaplah meleleh,
bangsat!”
Jawab sang pria api sambil mearik katananya dan bersiap untuk bertarung.
“Jika kau ingin membeku dineraka, maka bersiaplah untuk mati ditangan sang Grandmaster
ini” Ucap sang Grandmaster sambil mempersiapkan pedang es nya.
“Bersiapkan dirimu untuk mati sebagai seorang pemimpin secara tidak terhormat”
Ucap Sang pria api dan pertarungan dimulai. Sang Grandmaster maju dengan
cepat dan mencoba menebas kepala dari sang pria api, tetapi sang pria api
berhasil menagkis pedan es nya dengan katananya dan menyemburkan api dari
dirinya yang membuat sang Grandmaster secara terpaksa menjaga jarak.
Lalu sang pria api pun maju dan membalas serangan dari sang Grandmaster
dengan katananya, tetapi sang Grandmaster berhasil menagkisnya dan
mengeluarkan es tajam dari tubuhnya yang membuat sang pria api mudur dan
menjaga jarak. Sang pria api mempelajari gerakan dari sang Grandmaster
yang memiliki titik lemah yaitu belakang, karena kekuatan es nya tidak dapat
keluar sepenuhnya dari belakang badannya.
“Ada apa? Apakah kau getar sialan?” Gertakan sang Grandmaster. Tetapi
sang pria api maju dan membelakangi sang Grandmaster dan menusuk nya dengan
katananya.
“AP…APA!?” Tanya sang Grandmaster yang kesakitan dan kebinggungan, dan akhirnya
sang Grandmaster pun kesakitan dan terjatuh, sang pria api pun mengangkat
kepala sang Grandmaster dan seketika menebas kepalanya dengan katana miliknya,
lalu seketika membuat sang Gramdmaster tiada.
“Duel, telah selesai”
“Aku berhasil, Yummi, Kyoujiro”
“Aku Berhasil mengalahkan si bangsat ini!” Ucap sang pria api sambil mengangkat
kepala dari sang Grandmaster yang menandakan kalau sang pria api telah menang,
tetapi saat saat dia merasakan kemenangan, tiba tiba sebuah pedang menusuk
tepat di jantungnya, yang membuat dia terjatuh. Tiba tiba sebuah portal kuning
menyala dan keluarlah si penyihir, dengan wajah senyum liciknya dan memulai
obrolan dengan pria api.
“Apa apaan
ini penyihir?” Tanya sang pria api yang kesal.
“Berisik, dan diamlah, Yashiro” Ucap sang penyihir.
“Apa apaan kau sialan? Yashiro? Siapa Yashiro!?” Tanya sang pria api.
“Pertama pertama izinkan aku mengucapkan terimakasih kepadamu”
“Karena kau telah membuat rencanaku dan membuatnya menjadi lebih mudah”
“A…Apa?” Tanya sang pria api dengan ekspresi yang kebingungan.
“Sebenarnya orang yang telah mengabisi klan mu adalah aku, yang merubah tubuhku
menjadi Sang Grandmaster Baek-Sun, Hahahaha”
“sadarilah Yashiro, kalau kau sebenarnya telah tiada”
“Telah tiada? Apa maksudnya ini?” Tanya sang pria api.
“Kau adalah Yashiro Kyou dari klan Ryu yang ku bunuh”
“eh?”
“Lalu kenapa? Kenapa kau membangkitkan ku lagi keparat!?” Tanya sang pria api
dengan kesalnya, lalu sang penyihir pun menjawab dengan senang.
“Ahahahaha, Karena aku melihat dendam mu yang begitu kuat, yang menjadikan itu
sebagai kekuatan dark magic , dan aku membangkitkanmu dan mejadikanmu
sebagai pion yang akan mati”
“SIALAN KAU, KEPARAT, TOLOL, TERLUTUKLAH!” Umparan sang pria api, tiba tiba
sang penyihir mengucapkan mantara yang membuatnya dapat memanggil pedang dan
siap untuk membunuh sang pria api.
“Kalau begitu, selamat tinggal” saat pedang hampir mengenai kepala dari sang
pria api tiba tiba pedangnya ditangkis oleh kunai. Dan saat sang
penyihir melihat kearah gerbang, dia melihat si Ronin. Dan sang Ronin
maju dan menyerang sang penyihir tetapi karena Gerakan mereka berdua begitu
cepat, mereka berdua impas. Akhirnya dengan inisiatif si Ronin berlari cepat
dan mengendong sang pria api untuk pergi ke luar gerbang.
“Sensei?” Ucap sang pria api yang kebingungan.
“Maaf nak aku terlambat” Jawab sang Ronin sambil berlari menuju gerbang,
saat sudah di depan gerbang, si Ronin pun menurunkan si pria api dan mengatakan
sesuatu.
“Nak, kau adalah Yashiro, adikku, aku mengetahui semuanya, tentang dirimu yang
telah terbunuh di desa kaito”
“Aku menyayangimu, dan bawalah katana itu untuk membalaskan dendam kakakmu yang
akan mati ini” Kata si Ronin sambil melempar sang pria api dan menutup
pintu gerbang dan mengatakan kalimat terakhirnya, yaitu.
“Sayonara, Imouto” mengatakannya sambil tersenyum.
Dan sang pria api pun terjatuh ke sungai dan hanyut mengikuti aliran sungai,
sampai diapun sampai disebuah hutan dan dia berfikir.
“Kakak? Shouto…Kyou? Aku….Yashi…ro?”
“Kak….Maafkan aku” Sang pria api pun terjatuh pingsan.
“Dimana
aku?” Yashiro melihat desa Kaito yang begitu ramai dan damai. Dia pun didatangi
oleh seorang wanita dan anak kecil yang mengatakan sesuatu.
“Sayang, Aku mencintaimu, dan aku ingin kamu tetap hidup dan berjuang demiku
dan kyoujiro” Ucap sang wanita yang memegang anak kecil.
“Yummi? Kau tau betapa sakitnya aku saat tidak ada kau?” Ucap sang Yashiro
dengan sedihnya.
“Sayang, aku menyayangimu dan maafkan aku saat kau berjuang disana sendiri,
bertarung mempertaruhkan nyawa demiku, dan kyoujiro, jadi..” Yummi mencium pipi
Yashiro dan pergi.
“Yummi…Yummi”
“Ayah, aku menyayangi ayah” ucap anaknya Kyoujiro, sambil memeluk Yashiro, dan
Kyoujiro pun pergi bersama Yummi.
“Yummi…Kyoujiro….jangan tinggalkan aku sendiri!” teriak Yashiro sambil mencoba
meraih mereka berdua.
“Shiro”
“Kakak?”
“Aku bangga padamu, sangat bangga”
“Tidak kak, aku gagal sebagai seorang Samurai”
“Jangan salahkan dirimu dan lihat saja kenyataan, akupun sebenarnya minta maaf
karena tidak bisa membantu”
“Kakak sendiri juga takut, kakak sebenarnya menyayangimu jadi kuatlah dan
beranilah”
“Terimakasih, Kakak” ucap terimakasih Yashiro sambil tersenyum, dan tiba tiba
dia terbangun dalam pingsannya, dan dia bangkit lalu melihat kerajaan Him yang
hancur dan rutuh. Dia melihat katana milik mendiang kakaknya dan berdoa. Serta
melihat rubuhnya kerajaan dia mengetahui kalau sang penyihir belum lah mati dan
dia akan membalaskan dendamnya. Tetapi sebelum itu dia harus datang ke saudara
sang Grandmaster dan meminta maaf layaknya seorang pria.
“Layaknya langit gelap hitam, menyelimuti malam hari yang gelap dan sunyi”
“Tetapi aku sadar kalau malam tidaklah gelap dan sunyi karena bintang bintang
dan bulan yang menghiasi malam hari dan binatang binatang yang hidup membuat
malam hari terasa hidup”
“Yah.. setidaknya aku mengerti kalau, aku adalah seseorang yang terakhir
berdiri demi mereka yang mati dalam pembantaian, aku mencintai kalian semua”
Ucap Yashiro dengan senyuman tulus dan melihat bulan dimalam hari.
Berakhir?....
Author By: Kelompok 2
Ide Cerita: Yosua
Ide Peristiwa: Prakas dan Bima
Pembuat Karakter: Devano, Joy dan Yosua
Penulis: Seluruh Kelompok 2
Wow, It's amazing story
BalasHapus