DAIKO

 Hai, kenalin aku Nasha Sabila . Aku sering dipanggil bila. Aku menduduki bangku SMP. Kelas 9 adalah bagian yang paling menyenangkan menurutku, namun tak sedikit pula aku harus menghadapi rintangan yang mungkin akan selalu kuingat. Namun dibalik semua itu ada satu kenangan yang tidak bisa aku lupakan, kenangan itulah yang membuatku merasa semangat setiap harinya. Dan inilah kisahku yang akan menceritakan tentang caraku mengagumi dirinya sendiri. 


Kisah ini dimulai dari saat aku memasuki sekolah SMP, tepatnya kelas 7. Aku merupakan salah satu murid baru dari sekolah tersebut, aku hanyalah orang biasa yang ingin mencari kenalan baru. Di situlah aku mengenal salah satu kakak kelas, awalnya dia hanya mengikuti akun Instagramku, lalu aku memahami hal itu sehingga kita berdua pun berkenalan melalui DM (direct message). DM itu diawali dengan aku yang mengucapkan "Assalamu'alaikum", lalu chat tersebut berlanjut hingga aku mengetahui identitas kakak kelas tersebut. Dia adalah seorang yang selalu ceria di setiap hari, dia selalu menghibur semua teman. Ramah, aktif dalam segala kegiatan, dan misterius itu adalah tiga hal yang bisa menggambarkan dirinya. Dia kupanggil dengan sebutan " Daiko ", entah kenapa aku suka memanggil dirinya dengan sebutan tersebut. Dia merupakan OSIS disekolah. Dia terlihat gagah ketika memakai jas, dia selalu menyibukkan dirinya sendiri dalam organisasi. Dia sangat menyukai kesendirian. Dan dia berbeda satu tahun denganku. Ya, itulah sedikit gambaran ketika aku baru mengenalinya.



 2 Juni 2022

Sebuah ku sekolah seperti biasanya. Ketika bel sekolah berbunyi "teng teng teng" salah satu guru memberikan sedikit informasi tentang kegiatan pameran yang dilaksanakan oleh seluruh anak kelas 8. Mengetahui hal itu saya langsung menghubungi dirinya sendiri, agar kita bisa bertemu untuk pertama kalinya. Dan impianku terwujud, hari itu adalah hari yang menurutku paling bahagia sedunia.. karena aku bertemu dengannya untuk pertama kali. Ketika aku memasuki kelasnya, aku disambut dengan beberapa teman dengan ramah. Di dalam kelas itu terdapat banyak sekali lukisan yang indah, spot foto, dan live music. Pada saat aku fokus melihat karya karya tersebut, tiba-tiba seseorang memanggilku "bilaa" lalu spontan aku menoleh ke sumber suara tersebut, dan ternyata.. itu adalah dirinya. Dia terlihat sangat kecapean, keringatnya bercucuran membasahi pipinya. Aku memberikan selembar tisu untuknya. 

Disana kita berbicara tentang tema pameran dan pertanyaan singkat. Ia terlihat kelelahan sekali, namun ia begitu senang dengan hadirnya diriku. Sangking bahagianya, dia tidak ingin melupakan momen tersebut. Kita foto bersama memakai properti yang telah disediakan.



Sejak saat itu, aku dan dirinya menjadi sangat dekat. Tidak lupa juga perasaanku yang selalu bertambah tiap kali ku bersamanya. Apa mungkin dia merasakan hal yang sama?atau mungkin tidak? aku selalu melihat hal itu. Hari demi hari telah ku lewati bersamanya, dengan perasaan yang semakin dipendam semakin ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan yang selama ini selalu ada di benakku. Dan pada akhirnya pertanyaan yang selama ini selalu ku tanyakan pada diriku sendiri, sudah terjawab.

 

20 Juni 2022

Awalnya aku tidak menanyakan pertanyaan perasaanku kepadanya, melainkan sedang membicarakan aku yang sedih karena tidak mendapatkan sertifikat pembelajaran Bahasa Indonesia. Aku berkata padanya "huhu aku gak dibuatin sertifikat"

dan dia menjawab di luar ekspektasiku.. dia berkata 

"nih deh aku gantiin, bersertifikat karena sudah mendapatkan hatiku hahaha"

yaa, kalimat itu sudah menunjukkan bahwa dia memiliki perasaan yang sama. Aku sayang senang mengetahui hal itu karena ternyata apa yang dianggap benar terwujud.

Aku dan dirinya sering menghabiskan waktu istirahat sekolah bersama, kita sering berbicara berdua tentang permasalahan dikelas entah itu karena tugas yang sulit maupun teman sekelas. Tempat yang paling sering menjadi saksi bisu kisah kita yaitu di bawah pohon dekat dengan lapangan sekolah tepatnya di depan ruang . Tempat tersebut menjadi tempat favorit kita berdua untuk menghabiskan waktu bersama.

Dia bilang, dia sangat beruntung bisa mengenalku. Aku mengira itu hanyalah kata manis saja namun kata itu diperkuat oleh teman yang berbicara padaku

" Bil kmu untung banget ya bisa deket sama Daiko, dia jarang banget deket sama perempuan".

Aku adalah orang yang beruntung karena bisa menjadi perempuan yang merebut hati seseorang laki-laki yang sulit jatuh cinta. Aku selalu dikenalkan dengan teman temannya sehingga temannya dan beberapa guru tau kedekatan kita berdua.


Dia adalah salah satu alasan saya sangat bersemangat untuk sekolah. Dia yang selalu mencuri perhatianku setiap hari nya. Dia selalu memperhatikan diriku sendiri dalam diam, dia sering sekali memberikan hadiah kecil namun aku sangat menyukainya.Salah satu hadiah yang paling aku suka adalah Miku dan Ciko, mereka adalah boneka gajah dan bebek. Kata dia mereka untuk menemaniku saat dirinya tidak bisa bertemu denganku. Mereka adalah pendengar yang baik saat aku menceritakan semua kejadian di setiap hariku. Namun mereka telah pergi meninggalkanku bersamanya.



Agustus 2022

Dia tidak menghubungiku, dia menghilang seolah olah di telan bumi. Aku sangat kebingungan dengan sikapnya, aku selalu berusaha mencari tahu apa yang membuatnya seperti itu.

Aku selalu bertanya, apakah aku melakukan kesalahan sehingga dia merasa tidak nyaman? atau dia yang tidak lagi menyukaiku. Aku bertanya melalui berbagai media, dimulai dari chat, surat menyurat, bahkan berbicara langsung dengannya, namun.. hal tersebut tidak menghasilkan hasil karena semua pertanyaan ku tak dihiraukan olehnya.

Aku pun sudah mulai putus asa dengan sikapnya yang sangat berubah. Pada hari itu aku pergi ke kelasnya untuk memberikan roti dan susu untuk sarapan, tetapi dia tidak berada di kelas. "Bil, nyari dai ya? tadi ada dibawah sama cwe gak tau siapa" kata temanya. Ketika aku mencarinya, benar saja dirinya duduk bersama perempuan yang entah itu siapa.

Aku terbakar api cemburu saat melihatnya, aku sangat sedih. Ternyata dugaanku benar benar terjadi, dia tidak lagi menyukaiku karena dia sudah memiliki orang yang lebih baik.

Meski diriku sendiri tidak tahu alasan apa yang membuat dirinya tidak lagi menyukaiku namun aku terlanjur sakit hati. Dirumah aku menceritakan semuanya pada bunda, kata bunda aku harus mengembalikan semua hal yang telah dia beri dan aku disuruh segera melupakannya agar tidak terikat lagi padanya.

Hari itu pun tiba, ketika bel pulang sekolah aku mendarat di lapangan. Di sana dia sedang bersama teman temannya, lalu aku memanggil dirinya. Sebenarnya aku tidak rela mengingat semua kenangan tersebut, di sana banyak sekali kenangan yang tak bisa diulang kembali. Saat aku memberikan kantong yang berisi kumpulan barang yang telah ia beri, ia sangat terkejut. 

Dia berkata "loh apa ini bila, bukan nya ini barang yang aku kasih untuk kamu ya? kenapa di kembaliin lagi?" ucapnya dengan nada yang sedih, lalu aku menjawabnya sambil menahan air mata "iyap, itu semua punya kakak makanya aku balikin semua, takutnya aku udah gak layak untuk menyimpan semua itu". Dirinya menerima tugas tersebut secara terpaksa, matanya sangat berkaca kaca. Aku merasa tidak tega melihat dia seperti ingin menangis namun aku bingung mengapa dia yang menjauh tapi dia juga merasa tersakiti, aku sangat kesal di perpisahan hingga tidak ingin melihatnya lagi dihidupku.



Tapi takdir berkata lain.

Sejak saat itu dirinya berubah seperti sediakala, sikapnya membuat ragu perasaanku, apakah aku harus pergi atau kembali. Hmm sebenarnya aku masih tidak percaya kita asing dengan cara seperti ini dan aku masih mencintainya. Awalnya aku tidak terlalu menanggapi sikapnya kepada diriku sendiri namun dirinya berkata ingin menjelaskan sesuatu yang menjadi alasan dia menjauhiku. Aku semakin penasaran dengan apa yang ingin dia sampaikan. Akhirnya aku bertemu dan membiarkan dia berbicara, dia bertanya padaku

"Bila, maaf ya kalo sikap aku membuat kmu gak nyaman sebenarnya akhir akhir ini aku ada masalah keluarga yang bikin aku jadi berubah gini, masalah yang sangat besar sehingga aku gak bisa meluangkan waktuku untukmu bila", mendengar hal itu aku langsung menangis, karna dugaan yang selama ini aku berpikir sangat salah. Jawaban tersebut sangat di luar ekspektasiku.. karena dia tidak pernah menceritakan tentang keluarganya, dia saat menjaga privasi mungkin dia gak mau aku tahu dan menjadi pikiran. Namun cara dia pun tidak bisa dibenarkan karena setidaknya ada kabar kalau dia sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Dan pada akhirnya kita kembali seperti semula, aku dan dirinya sangat bahagia.

Ya kebahagiaan itu di hancurkan kembali dengan adanya perpisahan diantara kita.Sekarang ia telah menempuh pendidikan di SMK, saya sangat senang dia telah menempuh perjalanan baru. Sedih rasanya ketika aku bertemu dengannya untuk terakhir di acara Congratulation. Dirinya terkejut tidak menyangka ketika aku datang untuk melihatnya dan memberikan selamat.



Hampa rasanya ketika aku datang kembali bersekolah namun tidak ada sosok dirinya yang selalu ku cari tahu dimana keberadaannya, tidak ada lagi sosok yang selalu membuatku bahagia dan tersenyum seperti sediakala.

Ketika kita percaya bahwa tak ada satupun kehilangan yang direncanakan maka selayaknya kita juga paham, perpisahan pun demikian. Perpisahan bukan berarti berhenti menyatukan hati meski tidak ada di satu tempat.Saat sebuah pertemuan berawal dengan kebaikan, maka akhirlah sebuah pertemuan dengan perpisahan yang memiliki kenangan indah. Cinta tanpa sengaja, melupakan secara terpaksa. Sempat kembali namun pergi lagi. Aku dan dia bagaikan bulan dan matahari yang saling rindu namun terpisah jarak dan waktu.

Dan..itulah akhir kisahku sampai saat ini aku masih mengharapkan dia kembali.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Kamar Misterius di Rumah Berhantu