Sudut pandang keluarga yang ditinggalkan

Kamis, 12 Oktober 2023. Hari dimana ayahku belum menutup mata untuk selamanya,dihari itu juga kami 1 keluarga masih saling berbicara dengan ayah melalui videocall dikarenakan ayahku berada di Rumah sakit untuk melakukan operasi usus besar, kita melakukan videocall karena kakakku yang pertama dan keempat berada di Bogor dan Jatinangor untuk kuliah . 

Jum'at, 13 Oktober 2023. Aku menjalani hari seperti biasanya tak ada rasa khawatir,resah maupun yang lain nya, hari itu juga aku masih pergi ke sekolah dan mengikuti ekstrakulikuler. Kakakku yang berada di Bogor memutuskan untuk pulang karena khawatir 

Sabtu, 14 Oktober 2023. Jam menunjukan pukul 8 pagi, aku mempersiapkan untuk pergi ke Rumah sakit bersama kakakku yang pertama untuk menjenguk ayah sekaligus menemani ke ruang operasi, operasi berjalan dari jam 10 pagi hingga jam 4 sore, operasi kali ini berjalan sangat lama dari operasi sebelumnya, entah apa yang menyebabkannya. Jam 4.56 ayahku dibawa kembali ke kamar pasien, namun masih dalam keadaan lemas dan masih dibawah pengaruh obat bius. Ibuku berkata "nanti juga ayahku bangun jika sudah Maghrib." Namun nyatanya belum juga sadarkan diri, disitu lah titik dimana saya merasa khawatir. Dikarenakan sudah malam aku dan kakakku yang pertama memutuskan untuk pulang ke rumah.

Minggu, 15 Oktober 2023. Kakakku yang pertama memutuskan untuk pergi kembali ke Bogor pada sore harinya, banyak sekali tugas rumah yang harus dilakukan oleh kakak pertamaku mulai dari menjaga ku, memastikan aku mendapatkan makan atau tidak dsb.. malam harinya aku memikirkan bagaiman kondisi ayah ku karena kemarin belum juga sadarkan diri dan juga ayahku mengatakan "sakit" sepertinya itu sedang teriak tetapi dalam kondisi lemas, perasaan khawatir dan resah seketika muncul dalam hatiku, aku menjadi tak bisa tertidur.

Senin, 16 Oktober 2023. Aku tak pergi ke sekolah karena dari semalam aku tak henti hentinya memikirkan kondisi ayahku, jika dipaksakan untuk sekolahpun tak fokus untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan juga jika aku tertidur di kelas itu tidak diperbolehkan atau guru biasanya bertanya "apakah saya sedang sakit?." Aku tak bersekolah hingga hari Selasa. Aku mendapat kabar dari ibuku bahwa ayahku sadar namun tak bisa berbicara, hanya bisa memberikan isyarat.

Rabu, 18 Oktober 2023. Jam 2.26 aku mendapatkan kabar dari kakakku yang kedua bahwa denyut ayahku tinggi sekitar 195, tekanan darah ayahku 141/101. Jam menunjukan pukul 3.44 ayahku kejang-kejang, kakakku yang kedua berusaha memanggil dokter namun tak ada yang datang satu pun. Jam 5.05 kondisi ayahku semakin turun dan keluar busa terus menerus, 5.30 ayahku mengalami koma, saat itu ayahku mau dibawa ke ICU namun ICU tersebut penuh harus di booking terlebih dahulu dan juga dokter berkata bahwa kondisi ayahku kritis dan harapan hidupnya tipis. Jam 6 pagi ayahku menghembuskan nafas terakhirnya, disitu kami sekeluarga masih tidak percaya tetapi itu terjadi. Saat itu juga aku langsung izin tidak masuk sekolah kepada wali kelasku bahwa ayahku telah meninggal dunia. Jam 7.50 aku bersiap berangkat ke Rumah sakit untuk memandikan jenazah ayahku. Setelah selesai dimandikan kemudian diberikan kain kafan dan juga di solatkan di masjid yang terletak di rumah sakit, jenazah ayahku di bawa ke rumah, ada juga yang menyolatkan kembali saat tiba di rumah karena tidak bisa ikut di Rumah sakit tetangga berdatangan kerabat kerabat yang jauh datang ke rumah, seisi rumah penuh dengan suara tangisan. 10.55 jenazah ayahku di berangkatkan ke pemakaman setelah di solatkan di masjid dekat rumah. Makam ayahku terletak di Cipeusing atau Cisarua ke atas lagi, dimakamkan tepat di bawah makam kakek dan nenekku. Pemakaman selesai pada jam 12 siang. Kami 1 keluarga memutuskan pulang pada jam 2 siang. Selama 1 Minggu saya tidak masuk sekolah karena mengadakan tahlil banyak hal yang harus dilakukan, ucapan turut berduka cita datang dari berbagai dinas di Pemkot, mulai dari pergatsi, walikota, dinas sosial, dan juga DPRD Kota Cimahi.


~Terima Kasih~


Disclaimer* Cerita diambil berdasarkan kisah nyata dan sudut pandang keluarga yang kehilangan. Terimakasih kepada ayah saya selama ini telah mengajarkan apa arti lelaki sesungguhnya dan telah membesarkan saya dari kecil hingga saat ini. Ayahku adalah ayah yang terbaik yang pernah ku temui

Komentar

  1. Cerita yang menyentuh. Semoga bisa sukses walau gak ada ayah. Semangat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Kamar Misterius di Rumah Berhantu

Dari Haksa: Untuk Nibiru.