TEKS TANGGAPAN: THE DAY THAT WE LOSING OF US

MEMORIES




Pelukis           : Kirana Dwi Lestari

Tahun Karya  : 2022

Judul              : Memories

Media            : Cat akrilik dan Kanvas


      Lukisan ini dibuat oleh Nana, temanku. Dia terinspirasi dari suatu kisah yang tidak mau terulang kembali. Lukisan dibuat ketika ada tugas dari mata pelajaran seni budaya yang wajib bertemakan romantisme. Tentunya lukisan dengan romantisme memiliki maksud dan cerita di dalamnya, termaksud lukisan kirana ini.

      Umumnya aliran romantise akan melukiskan mengenai suatu hal yang bersifat romance, seperti sebuah sejarah, tragedi ataupun pemandangan alam dan menyajikan sebuah lukisan dengan fantastik.

      Lukisan tersebut, menceritakan seseorang yang telah berakhir dengan pasangannya. Dia kembali lagi ke tempat ia dengan kekasihnya masih bersama. Terlihat di dalam lukisan itu digambarkan sosok wanita yang melihat bayangan dirinya dengan masalalunya.

      Warna langit yang cerah, serta dengan digambarkannya awan yang unik seakan memanjakan mata. Perpaduan warna biru, ungu, merah muda, dan orange yang menggambarkan suasana senja yang menarik perhatian. Ditambah dengan bunga-bunga yang digambarkan Kirana membuat lukisan menarik.

     Jika dilihat lebih teliti, menurutku lukisan ini memiliki paduan warna yang indah dan unik. Penepatan warna dan penggambaran awannya sangat rapih, sehingga terlihat sangat indah.

     Tetapi jika dilihat lebih dekat, menurutku gradasi warnanya masih kurang tergabung dan gambaran tamannya masih kurang. Karena hanya digambarkan datar. Seharusnya digambarkan digambarkan sedikit rerumputan dan pohon, agar tidak terlalu kosong. Bentuk manusianya pun jika dari dekat terlihat kurang menarik. Tetapi hal itu semua tidak akan menjadi masalah jika dilihat dari kejauhan.

    Lukisan ini memiliki makna percintaan yang sering kali orang lain alami. Seperti ditinggal tanpa alasan ataupun ditinggal saat masih sayang-sayangnya. Tapi kita harus ingat, kita tidak berhak mencintai atau memiliki orang lain sepenuhnya. Kita boleh mencintai orang lain tapi kita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

     Masing-masing dari kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang mahir dalam melukis maupun tidak. Kita diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Salah satu nya lukisan Nana ini. Walaupun terlihat dari kejauhan rapih dan bagus, tetapi jika dari dekat masih banyak kekurangannya. Tetapi bagaimana pun kita harus tetap menghargai karya orang lain.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Gambar
     Zella Evangelic i a gadis remaja yang suka menonton Drama Korea yang mempunyai kebiasaan sering begadang dan kerjanya hanya rebahan tanpa melakukan hal apapun. Akan tetapi ia memiliki 2 sahabat yang selalu mendukungnya di saat susah maupun senang.   Tepat pada   tanggal 17 Oktober   ia memasuki usia 17 tahun. Namun, ia bertemu anak laki-laki misterius, setelah dekat dengannya, laki-laki itu hanya akan membuat Zella menangis.   Zella, gadis itu berangkat sekolah dengan tak bersemangat. Alasannya karena ia tidak cukup tidur, dia menghabiskan malamnya dengan menonton Drakor. Sampai di sekolah, Zella langsung masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangkunya. Teman yang selalu dekat dengan Zella   pun langsung datang menghampiri Zella       Mereka kebingungan karena hari ini Zella tidak bersemangat seperti biasanya.   Keith bertanya ''Ciee yang ulang tahun, kenapa si lemes banget?'' Hellena ikut bertanya, ''Iya nih, kamu lagi ada masalah Zell? Cerita si
Baca selengkapnya

Kamar Misterius di Rumah Berhantu

Gambar
Rumah tua di ujung jalan selalu menjadi misteri bagi penduduk kota kecil itu. Rumah itu telah ditinggalkan selama bertahun-tahun dan disebut-sebut sebagai tempat berhantu. Empat teman, Sarah, David, Lisa, dan Mike, memutuskan untuk menjelajahi rumah itu pada malam Halloween. Rumah Tua di Ujung Jalan Mereka memasuki rumah dengan perasaan sangat gugup, ditemani oleh angin dingin dan suara langkah kaki mereka yang terdengar nyaring di lantai yang rapuh. Mereka memasuki ruang tamu yang berdebu dan sangat berantakan, yang sepertinya tidak ada yang menyentuhnya selama puluhan tahun. Ketika mereka berjalan ke dalam rumah menuju lorong yang gelap, David mendengar suara peluit yang menggema dari sudut ruangan. "Kau mendengarnya juga, kan?" tanya David dengan gemetar. "Jangan biarkan itu mengganggu kita. Mungkin itu hanya angin," kata Sarah mencoba untuk tetap tenang. Mereka mencapai pintu yang membuka ke tangga menuju lantai atas. Tangga itu sendiri terasa rapuh dan bergemer
Baca selengkapnya

Dari Haksa: Untuk Nibiru.

Gambar
———Pada akhirnya, kamu akan tahu bahwa kamu akan selalu kembali tunduk kepada sang pemilik kunci rumah. —☆★☆— Bandung, 4 April 2 035. Halo Bandung.  Aku menepati janjiku untuk kembali lagi, dan sudah pasti, dengan rasa yang tak lagi sama. Kota kembang yang penuh dengan kenang. Sesingkat apapun kamu menulis cerita di kota ini, harumnya tak akan pernah hilang, memorinya tak akan pernah pudar, dan rasanya tak akan pernah punah.  Di kota ini, aku menemukanmu.  Si podcaster pemilik mata teduh yang membuat jantungku berdetak sepuluh kali lebih keras. Pemilik suara pengisi podcast yang cocok untuk didengar sebelum tidur, dan aku sendiri tidak menyangka ternyata di balik suara itu adalah, kamu.  Ini, tentang arti dari kehilangan. Melukis memori pada malam dingin dan menyusuri gelapnya malam. Memecahkan celengan rindu sebelum akhirnya menabung rasa rindu, lagi.   —☆★☆—   Jakarta, 2029. Mood yang sedang tidak baik, tapi hari tetap harus berjalan sebagaimana mestinya.  Nibiru sangat menyesali
Baca selengkapnya