Teks Tanggapan : Menariknya Karya Lukis Teman Dekatku

 



Pelukis : Fika Ardelianti

Judul : Persahabatan di Negeri Tanah yang Terangkat

Tahun Karya : 2022

Media : Cat Akrilik dan Kanvas 


      Saya menanggapi lukisan hasil karya Fika Ardelianti. Dia terinspirasi dari buku yang berjudul "Persahabatan di Negeri Tanah yang Terangkat". Buku ini dibuat karena ada kabar mengejutkan di Indonesia bagian tengah, dari Sulawesi Selatan. Bahwa ada gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Palu, Sigi, Donggala pada akhir September 2018. Semua orang terkejut, dengan betapa besar nya gempa yang terjadi, disusul tsunami yang menerjang, hingga ditutup oleh likuifaksi (Tanah Bergerak) yang menelan apa saja yang ada diatasnya. 

      Fenomena likuifaksi sendiri adalah pelulukan tanah atau suatu proses yang membuat tanah kehilangan kekuatannya dengan cepat, dikarenakan getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi kuat pada kondisi tanah berbutir halus dan jenuh air. Kondisi rumah warga banyak sekali yang mengalami kerusakan hingga roboh. Pondasi rumah sudah hancur. Atap yang posisi nya diatas sekarang sudah rata dengan tanah. Bahkan tiang listrik disekitar jalan sudah tumbang. 

     Karena adanya gempa bumi yang umumnya menghasilkan gaya guncangan yang sangat kuat dan tekanan air pori tersebut seketika naik, hinga terkadang melebihi kekuatan gesek tanah tersebut. Proses itulah yang menyebabkan likuifaksi terbentuk dan material pasir penyusun tanah menjadi seakan melayang diantara air. Dampak bencana tercatat 2.256 orang meninggal dunia. Sebarannya di Kota Palu 1.703 korban, Donggala 171 korban, Sigi 366 korban, Parigi Moutog 15 korban, dan Pasangkayu 1 orang korban.

      Ciri khas lukisan ini adalah, mampu menggambarkan saat situasi terjadi. Meskispun goresan kuas di lukisan ini di gambar menggunakan cat akrilik, namun hasilnya terlihat sangat realistis. Terdapat gambar korban yang sedang membutuhkan pertolongan, lalu tim dari PLN (Perusahaan Penyedia Listrik Utama Negara) bahu-membahu mengulurkan tangan agar bisa menyelamatkan korban. 

      Menurut saya, lukisan ini memiliki perpaduan warna yang sangat rapih. Sehingga lukisan yang dibuat terlihat sangat realistis. Lukisan yang dibuat Fika, sangat menarik karena menuangkan unsur gradasi pada bagian langit. Ia membuat detail tanah yang sangat jelas. Tanah coklat berarti mengandung lumpur dan tanah yang berwarna hitam berarti keadaan tanahnya sudah retak. Dan sehingga penikmat lukisannya bisa membayangkan bahwa sedang terjadi bencana alam. 

     Tetapi lukisan ini pun memilki kekurangan, warna cat yang dituangkan masih kurang variasinya. Gambar manusiannya hanya diberi warna hitam sehingga kurang menarik perhatian. Detail gambarnya pun terlihat kurang rapih. Tetapi hal itu semua, tidak menjadi masalah, karena fika menghasilkan hasil karya lukisnya dengan ciri khas sendiri. Dan lukisan yang dibuat Fika bisa menaik dan menakjubkan. Sebaiknya lukisan ini diberi gambar tambahan lainnya, seperti tambahan gambar manusia. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surprise at My 17

Gambar
     Zella Evangelic i a gadis remaja yang suka menonton Drama Korea yang mempunyai kebiasaan sering begadang dan kerjanya hanya rebahan tanpa melakukan hal apapun. Akan tetapi ia memiliki 2 sahabat yang selalu mendukungnya di saat susah maupun senang.   Tepat pada   tanggal 17 Oktober   ia memasuki usia 17 tahun. Namun, ia bertemu anak laki-laki misterius, setelah dekat dengannya, laki-laki itu hanya akan membuat Zella menangis.   Zella, gadis itu berangkat sekolah dengan tak bersemangat. Alasannya karena ia tidak cukup tidur, dia menghabiskan malamnya dengan menonton Drakor. Sampai di sekolah, Zella langsung masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangkunya. Teman yang selalu dekat dengan Zella   pun langsung datang menghampiri Zella       Mereka kebingungan karena hari ini Zella tidak bersemangat seperti biasanya.   Keith bertanya ''Ciee yang ulang tahun, kenapa si lemes banget?'' Hellena ikut bertanya, ''Iya nih, kamu lagi ada masalah Zell? Cerita si
Baca selengkapnya

Kamar Misterius di Rumah Berhantu

Gambar
Rumah tua di ujung jalan selalu menjadi misteri bagi penduduk kota kecil itu. Rumah itu telah ditinggalkan selama bertahun-tahun dan disebut-sebut sebagai tempat berhantu. Empat teman, Sarah, David, Lisa, dan Mike, memutuskan untuk menjelajahi rumah itu pada malam Halloween. Rumah Tua di Ujung Jalan Mereka memasuki rumah dengan perasaan sangat gugup, ditemani oleh angin dingin dan suara langkah kaki mereka yang terdengar nyaring di lantai yang rapuh. Mereka memasuki ruang tamu yang berdebu dan sangat berantakan, yang sepertinya tidak ada yang menyentuhnya selama puluhan tahun. Ketika mereka berjalan ke dalam rumah menuju lorong yang gelap, David mendengar suara peluit yang menggema dari sudut ruangan. "Kau mendengarnya juga, kan?" tanya David dengan gemetar. "Jangan biarkan itu mengganggu kita. Mungkin itu hanya angin," kata Sarah mencoba untuk tetap tenang. Mereka mencapai pintu yang membuka ke tangga menuju lantai atas. Tangga itu sendiri terasa rapuh dan bergemer
Baca selengkapnya

Dari Haksa: Untuk Nibiru.

Gambar
———Pada akhirnya, kamu akan tahu bahwa kamu akan selalu kembali tunduk kepada sang pemilik kunci rumah. —☆★☆— Bandung, 4 April 2 035. Halo Bandung.  Aku menepati janjiku untuk kembali lagi, dan sudah pasti, dengan rasa yang tak lagi sama. Kota kembang yang penuh dengan kenang. Sesingkat apapun kamu menulis cerita di kota ini, harumnya tak akan pernah hilang, memorinya tak akan pernah pudar, dan rasanya tak akan pernah punah.  Di kota ini, aku menemukanmu.  Si podcaster pemilik mata teduh yang membuat jantungku berdetak sepuluh kali lebih keras. Pemilik suara pengisi podcast yang cocok untuk didengar sebelum tidur, dan aku sendiri tidak menyangka ternyata di balik suara itu adalah, kamu.  Ini, tentang arti dari kehilangan. Melukis memori pada malam dingin dan menyusuri gelapnya malam. Memecahkan celengan rindu sebelum akhirnya menabung rasa rindu, lagi.   —☆★☆—   Jakarta, 2029. Mood yang sedang tidak baik, tapi hari tetap harus berjalan sebagaimana mestinya.  Nibiru sangat menyesali
Baca selengkapnya